MAKALAH ANATOMI
SISTEM PERSARAFAN
Dosen : Dr. Andhika Rifky
Disusun Oleh : KELOMPOK
v
DSK. MD DEWI
DARMAWATI (04.11.2881)
v
GST. AYU DESI
SAGITARI (04.11.2891)
v
I GST. AGUNG DWI W. (04.11.2892)
v
I KD. SRI SIKAWATI
A. (04.11.2893)
v
NI KD DESY PRAMITADEWI (04.11.2901)
v
NI MD MIRAH
DWIPAYANTI (04.11.2902)
KONSENTRASI
INSTALASI GAWAT DARURAT
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang telah
memberikan limpahan rahmat_Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “SISTEM PERSARAFAN”, disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah anatomi , jurusan Ilmu Keperawatan Stikes Surya Global Yogyakarta.
Dalam penulisan makalah
ini tentunya penulis berterimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah ini
yaitu Bapak Dr.Andhika Rifky , yang telah membimbing, memotifasi dan
mendampingi kami dalam pembelajaran.
Makalah ini berisi
tentang sistem saraf, mekanisme penghantar impuls, mekanisme kerja saraf,
fungsi sistem saraf, gangguan sistem saraf .
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran semua pihak untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 20 April 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang............................................................................................. 4
1.2
Rumusan Masalah........................................................................................ 5
1.3
Tujuan................................................................................................... ....... 6
BAB 2. PEMBAHASAN
A.
Sistem saraf........................................................................................... ....... 7
B.
Mekanisme
Penghantaran Impuls Saraf................................................ ..... 11
C.
Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf................................................. ..... 12
D.
Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis.................................................. ..... 12
E.
Susunan Sistem Saraf............................................................................ ..... 14
F.
mekanisme kerja sistem saraf................................................................. ..... 21
BAB 3. PENUTUP
·
Kesimpulan................................................................................................ 28
·
Daftar pustaka............................................................................................ 30
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Saraf adalah
serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem saraf pusat
(yakni otak dan sumsum tulang belakang) dan antar bagian sistem saraf dengan
lainnya. Saraf membawa impuls dari dan ke otak atau pusat saraf. Neuron kadang
disebut sebagai sel-sel saraf, meski istilah ini sebenarnya kurang tepat karena
banyak sekali neuron yang tidak membentuk saraf.
Saraf adalah bagian
dari sistem saraf periferal. Saraf aferen membawa sinyal sensorik ke sistem
saraf pusat, sedangkan saraf eferen membawa sinyal dari sistem saraf pusat ke
otot-otot dan kelenjar-kelanjar. Sinyal tersebut seringkali disebut impuls
saraf, atau disebut potensial akson.
Sistem saraf
tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern
ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf
mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan
efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang
berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam
tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap
rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar.
Tubuh manusia
terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu.
Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi
(pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh
sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormon. Dalam bab ini hanya akan dibahas
tentang sistem saraf .
Sistem saraf sangat
berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas adalah kemampuan menanggapi
rangsangan. Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki
oleh sistem saraf,
Sistem saraf
manusia mempunyai dua fungsi yaitu sebagai penerima dan penghantar rangsang ke
seluruh bagian tubuh, serta memberikan tanggapan terhadap rangsang tersebut.
Sel saraf yang menerima rangsang disebut reseptor. Reseptor dapat dibedakan
menjadi eksteroseptor
Neuron atau sel
saraf dan sel glia merupakan dua jenis sel penyusun sisem saraf. Neuron
merupakan sel fungsional pada system saraf, yang bekerja dengan cara
menghasilkan potensi aksi dan menjalarkan impuls dari satu sl ke sel
berikutnya. Pembentukan potensi aksi merupakan cara yang dilakukan sel saraf
dalam memindahkan informasi. Pembentukan potensial aksi juga merupakan cara
yang dilakukan oleh system saraf dalam melaksanakan fungsi kendali dan
koordinasi tubuh.
Dalam
menyelenggarakan fungsi tersebut, sel saraf di dukung oleh sel glia. Jadi sel
glia merupakan sel yang berkaitan erat dengan neuron, yang berfungsi sebagai pendukung
struktur dan fungsi neuron, namun tidak terlibat dalam fungsi penjalaran
impuls. Dalam otak manusia, jumlah sel glia jauh lebih besar daripada junlah
neuron. Perbandingan antara jumlah sel glia dan neuron ialah 10;1. Sel glia
berfungsi utuk menjamin agar kondisi lingkungan ionic disekitar neuron dapat
selalu tepat. Selain itu, sel glia juga berfungsi untuk membuang zat-zat sisa
dari sekitar neuron.
Salah satu sel glia
yang sangat dikenal ialah sel schwan. Sel schwan merupakan salah satu jenis sel
glia yang berungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang disebut
selubung mielin.
Ditinjau dari
fungsinya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu neuron motorik,
sensorik, dan interneuron. Neuron sensorik ialah sel saraf yang berfungsi untuk
membawa rangsang dari daerah tepi (perifer tubuh) ke pusat saraf (otak dan
sumsum tulang belakang atau medulla spinalis). Neuron motorik ialah sel saraf
yang berfungsi membawa rangsang dari pusat saraf ke daerah tepi (perifer
tubuh). Interneuron atau saraf penghubung ialah sel sraf yang terdapat di pusat
saraf, yang menjadi penghubung antara neuron sensorik dan motorik. Ketiga jenis
neuron terseut tersusun secara khusus sehingga mampu menanggapi berbagai
perubahan yang terjadi pada lingkungan hewan, baik lingkungan dalam maupun luar
tubuh
B.
Rumusan masalah
·
Apa pengertian sistem saraf ?
·
Bagaimana mekanisme penghantaran impuls saraf?
·
Bagaimana penghantaran impuls melalui sel saraf?
·
Bagaimana pengahantaran impuls melalui sinapsis?
·
Bagaimana susunan sistem saraf?
·
Bagaiamana mekanisme kerja sistem saraf?
C.
Tujuan masalah
·
Untuk mengetahui pengertian sistem saraf
·
Untuk mengetahui mekanisme penghantaran impuls saraf
·
Untuk mengetahui penghantaran impuls melalui sel saraf
·
Untuk mengetahui penghantaran impuls melalui sinapsis
·
Untuk mengetahui susunan sistem saraf
·
Untuk mengetahui mekanisme kerja sistem saraf
BAB II
PEMBAHASAN
A.
SISTEM SARAF
Sistem saraf
tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern
ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf
mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan
efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang
berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam
tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap
rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel
saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di
dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam
serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Setiap neuron hanya mempunyai
satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel.
Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan kumpulan
sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang
membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel
Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi
nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier,
yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.
Sistem saraf
tersusun dari berjuta-juta sel saraf. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel
saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel saraf
motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
a)
Sel saraf sensori
Fungsi sel saraf
sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu
otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf
sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b)
Sel saraf motor
Fungsi sel saraf
motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang
hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor
berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson
saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c)
Sel saraf intermediet
Sel saraf
intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf
sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem
saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau
sel saraf asosiasi lainnya.
Kelompok-kelompok serabut
saraf, akson dan dendrit bergabung dalam satu selubung dan membentuk urat
saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul membentuk ganglion atau simpul
saraf.
Rasa nikmat dan lezat dari setiap makanan yang dirasakan dipengaruhi oleh
adanya rangsangan pada lidah. Ungkapan rasa sakit seperti mengucapkan kata
“aduh” juga terkait rangsangan pada bagian tertentu tubuh kita. Oleh karena
itu, rangsangan (stimulus) diartikan
sebagai segala sesuatu yang menyebabkan perubahan pada tubuh atau bagian tubuh
tertentu. Sedangkan alat tubuh yang menerima rangsa ng an tersebut
dinamakan indra (reseptor).
Adanya reseptor, memungkinkan rangsangan dihantarkan menuju sistem saraf pusat.
Di dalam saraf pusat, rangsangan akan diolah untuk dikirim kembali menuju
efektor, seperti otot dan tulang oleh suatu sel saraf sehingga terjadi
tanggapan (respons).
Sementara itu, rangsangan yang menuju tubuh dapat berasal dari bau, rasa
(seperti pahit, manis, asam, dan asin), sentuhan, cahaya, suhu, tekanan, dan
gaya berat. Rangsang an semacam ini akan diterima oleh indra penerima yang
disebut reseptor luar
(eksteroseptor).
Sedangkan rangsangan yang berasal dari dalam tubuh misalnya rasa lapar,
kenyang, nyeri, maupun kelelahan akan diterima oleh indra yang dinamakan reseptor dalam (interoseptor). Tentu
semua rangsangan ini dapat kita rasakan karena pada tubuh kita terdapat sel-sel
reseptor.
1. Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf tersusun atas miliaran sel yang sangat khusus yang
disebut sel saraf (neuron).
Setiap neuron tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson (neurit).
Badan sel merupakan
bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti sel) dan tersusun pula
sitoplasma yang bergranuler dengan warna kelabu. Di dalamnya juga terdapat
membran sel, nukleolus (anak inti sel), dan retikulum endoplasma. Retikulum
endoplasma tersebut memiliki struktur berkelompok yang disebut badan Nissl.
Pada badan sel terdapat bagian yang berupa serabut de ngan penjuluran
pendek. Bagian ini disebut dendrit.
Dendrit memiliki struktur yang bercabang-cabang (seperti pohon) dengan berbagai
bentuk dan ukuran. Fungsi dendrit adalah menerima impuls (rangsang) yang datang
dari reseptor. Kemudian impuls tersebut dibawa menuju ke badan sel saraf.
Selain itu, pada badan sel juga terdapat penjuluran panjang dan kebanyakan tidak
bercabang. Namanya adalahakson atau neurit. Akson berperan dalam
menghantarkan impuls dari badan sel menuju efektor, seperti otot dan kelenjar.
Walaupun diameter akson hanya beberapa mikrometer, namun panjangnya bisa
mencapai 1 hingga 2 meter.
Supaya informasi atau impuls yang dibawa tidak bocor (sebagaiisolator),
akson dilindungi oleh selubung lemak yang kemilau. Kita bisa menyebutnya selubung mielin. Selubung mielin
dikelilingi oleh sel-sel Schwan.
Selubung mielin tersebut dihasilkan oleh selsel pendukung yang disebut oligodendrosit. Sementara itu, pada
akson terdapat bagian yang tidak terlindungi oleh selubung mielin. Bagian ini
disebut nodus Ranvier, yang
berfungsi memperbanyak impuls saraf atau mempercepat jalannya impuls.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, neuron dikelompokkan dalam tiga bagian,
yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan interneuron.
v Neuron sensorik merupakan neuron yang memiliki badan sel bergerombol membentuksimpul saraf atau ganglion (jamak = ganglia).
Dendritnya berhubungan dengan neurit neuron lain, sedangkan neuritnya berkaitan
dengan dendrit neuron lain. Fungsi neuron sensorik yakni meneruskan impuls
(rangsangan) dari reseptor menuju sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang). Oleh karena itu, neuron sensorik disebut pula neuron indra.
v Neuron motorik merupakan
neuron yang berperan meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan
kelenjar yang akan melakukan respon tubuh. Karena perannya ini, neuron motorik
disebut pula neuron penggerak.
Dendrit neuron motorik berhubungan dengan neurit neuron lain, adapun neuritnya
berkaitan dengan efektor (otot dan kelenjar).
Antara neuron sensorik dan neuron motorik dihubungkan oleh interneuron atau neuron adjustor dengan letak yang
berada pada otak dan sumsum tulang belakang. Interneuron merupakan neuron yang
membawa impuls dari sensorik atau interneuron lain. Karena itu, interneuron
disebut pula neuron konektor.
2. Impuls
Sel-sel saraf bekerja secara kimiawi. Sel saraf yang sedang tidak aktif
mempunyai potensial listrik yang disebut potensial istirahat. Jika ada
rangsang, misalnya sentuhan, potensial istirahat berubah menjadi potensial
aksi. Potensial aksi merambat dalam bentuk arus listrik yang disebutimpuls yang
merambat dari sel saraf ke sel saraf berikutnya sampai ke pusat saraf atau
sebaliknya. Jadi, impuls adalah arus listrik yang timbul akibat adanya
rangsang.
3. Sinapsis
Dalam pelaksanaannya, sel-sel saraf bekerja bersama-sama. Pada saat datang
rangsang, impuls mengalir dari satu sel saraf ke sel saraf penghubung, sampai
ke pusat saraf atau sebaliknya dari pusat saraf ke sel saraf terus ke efektor.
Hubungan antara dua sel saraf disebut sinapsis.Ujung neurit bercabang-cabang,
dan ujung cabang yang berhubungan dengan sel saraf lain membesar disebut
bongkol sinaps (knob). Pada hubungan dua sel saraf yang disebut sinaps
tersebut, dilaksanakan dengan melekatnya neurit dengan dendrit atau dinding
sel. Jika impuls sampai ke bongkol sinaps pada bongkol sinaps akan disintesis
zat penghubung atau neurotransmiter, misalnya zat asetilkolin.Dengan
zat transmiter inilah akan terjadi potensial aksi pada dendrite yang berubah
menjadi impuls pada sel saraf yang dihubunginya. Setelah itu, asetilkolin akan
segera tidak aktif karena diuraikan oleh enzim kolin esterase menjadi
asetat dan kolin.
B.
Mekanisme Penghantaran Impuls Saraf
Seperti halnya jaringan komputer, sistem saraf mengirimkan sinyalsinyal
listrik yang sangat kecil dan bolak-balik, dengan membawa informasi dari satu
bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain. Sinyal listrik tersebut dinamakan impuls (rangsangan). Ada dua cara yang dilakukan neuron sensorik untuk
menghantarkan impuls tersebut, yakni melalui membran sel atau membran plasma
dan sinapsis.
Penghantaran Impuls Saraf melalui Membran PlasmaDi dalam neuron, sebenarnya
terdapat membran plasma yang sifatnya semipermeabel. Membran plasma neuron
tersebut berfungsimelindungi cairan sitoplasma yang berada di dalamnya. Hanya
ion-ion tertentu akan dapat bertranspor aktif melewati membran plasmamenuju
membran plasma neuron lain.Apabila tidak terdapat rangsangan atau neuron dalam
keadaan istirahat, sitoplasma di dalam membran plasma bermuatan listrik
negatif, sedangkan cairan di luar membran bermuatan positif. Keadaan yang
demikian dinamakan polarisasi atau potensial istirahat. Perbedaan muatan
ini terjadi karena adanya mekanisme transpor aktif yakni pompa natrium-kalium.
Konsentrasi ion natrium (Na+) di luar membrane plasma dari suatu akson neuron
lebih tinggi dibandingkan konsentrasi di dalamnya. Sebaliknya, konsentrasi ion
kalium (K+) di dalamnya lebih besar daripada di luar. Akibatnya, mekanisme
transpor aktif terjadi pada membran plasma.
Kemudian, apabila neuron dirangsang dengan kuat, permeabilitas membran
plasma terhadap ion Na+ berubah meningkat. Peningkatan permeabilitas membran ini
menjadikan ion Na+ berdifusi ke dalam membran, sehingga muatan sitoplasma
berubah menjadi positif. Fase seperti ini dinamakan depolarisasi atau potensial aksi.
Sementara itu, ion K+ akan segera berdifusi keluar melewati membrane Fase
ini dinamakanrepolarisasi.
Perbedaan muatan pada bagian yang mengalami polarisasi dan depolarisasi akan
menimbulkan arus listrik.
Nah, kondisi depolarisasi ini akan berlangsung secara terus-menerus,
sehingga menyebabkan arus listrik. Dengan demikian, impuls saraf akan terhantar
sepanjang akson. Setelah impuls terhantar, bagian yang mengalami depolarisasi
akan meng alami fase istirahat kembali dan tidak ada impuls yang lewat. Waktu
pemulihan ini dinamakan fase
refraktori atau undershoot.
Impuls dapat
dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis.
Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
C.
Penghantaran Impuls
Melalui Sel Saraf
120 m per detik,
tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielinPenghantaran
impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf
(akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian
luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif
terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf.
Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya
pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini
(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan
gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart.
Bila impuls telah
lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls,
karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat).
Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh
mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang
(threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial
listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan
sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang
lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
D.
Penghantaran Impuls
Melalui Sinapsis
Titik temu antara
terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap
terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma
tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada
tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel
berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai
pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran
pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa
asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan
impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada
bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh,
noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin
yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis
dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan
asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila
asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim
asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Bagaimanakah
penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot
terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran
post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip
kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya. Gerak merupakan pola
koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh
saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan
panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk
selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa
tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan
oleh efektor.
Gerak refleks
berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan
terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh
gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Pada gerak refleks, impuls
melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima
rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh
set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim
tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau
kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat
dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam
otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan
refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum
tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
E.
Susunan Sistem Saraf
Susunan Saraf Sadar
1. Sistem Saraf Pusat
Tanpa
sistem saraf pusat, kemungkinan kita menjadi makhluk yang tak berdaya dan tidak
bisa melakukan apapun. Sebab, di dalam sistem saraf pusat tubuh kita terdiri
atas otak dan sumsum tulang belakang. Dua bagian tubuh inilah yang menjadi
sentral pusat koordinasi tubuh kita.Pada manusia, otak dan sumsum tulang
belakang dilindungi oleh suatu tulang. Tulang yang melindungi otak adalah
tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang. Kedua organ penting ini juga dilindungi oleh suatu lapisan
pembungkus yang tersusun dari jaringan pengikat. Lapisan ini
disebut meninges. Meninges terbagi menjadi tiga lapisan, meliputi lapisan
dalam disebut piameter; lapisan tengah disebutarachnoid; dan lapisan dala disebut durameter.Di
antara piameter dan arachnoid terdapat ruangan yang berisi cairan,
disebut ruang sub-arachnoid. Cairannya dinamakan cairan
serebrospinal. Fungsi cairan ini adalah sebagai bantalan yang meredam guncangan
saat terjadi benturan pada otak dan sumsum tulang belakang. Di dalam otak dapat
terjadi benturan misalnya antara otak dengan tulang kepala. Sedangkan pada
sumsum tulang belakang, benturan yang terjadi antara sumsum tulang belakang
dengan tulang belakang.
·
Otak
Otak merupakan benda lengket yang lunak, bermi nyak, dan kenyal. Jutaan
saraf menghubungkannya dengan
seluruh tubuh, syaraf tersebut membawa pesan baik menuju otak atau dari otak.
Beratnya sekitar 1,6 kg pada laki-laki dan 1,45 kg pada perempuan. Perbedaan
ini terjadi semata-mata karena bentuk otak laki-laki yang lebih besar dan berat.
Sementara, berat ini tidak terkait dengan kecerdasan seseorang. Namun,
banyaknya jumlah hubungan sel dalam otaklah yang menunjukkan kecerdasan.Otak
manusia terdiri atas dua belahan (hemisfer) yang besar, yakni belahan kiri dan
belahan kanan. Oleh karena terjadi pindah silang pada tali spinal, belahan otak
kiri mengendalikan sistem bagian kanan tubuh, sebaliknya belahan kanan
mengendalikan sistem bagian kiri tubuh. Tali spinal (sumsum tulang belakang)
merupakan tali putih kemilau yang berasal dari dasar otak hingga tulang
belakang.Saat masih embrio, otak manusia terdapat tiga bagian yaitu otak depan,
otak tengah, dan otak belakang. Setelah dewasa, otak depannya terbagi menjadi
telensefalon dan diensefalon. Sementara, otak belakangnya terbagi menjadi metensefalon
dan mielensefalon. Bagian dorsal metensefalon membentuk serebelum, sedangkan
mielensefalon menjadi medula oblongata.
Antara bagian tengah sumsum tulang belakang dan otak terdapat saluran yang
saling berhubungan, yang disebut ventrikel. Ventrikel membagi otak menjadi
empat ruangan. Di dalam ventrikel, terdapat cairan serebrospinal yang dapat
bertukar bahan dengan darah dari pembuluh kapiler pada otak.
v Otak depan (Prosensefalon)
Pada bagian depan otak manusia terdapat bagian yang paling menonjol
disebut otak besaratau serebrum (cerebrum). Serebrum ini
terbagi menjadi belahan (hemisfer) serebrum kanan dan kiri. Permukaan luar
serebrum (korteks serebrum) berwarna abu-abu karena mengandung banyak
badan sel saraf. Selain itu, pada bagian dalam (medula) otak depan terdapat
lapisan yang berwarna putih, karena mengandung dendrit dan akson.Korteks
serebrum berkaitan dengan sinyal saraf ke dan dari berbagai bagian tubuh.
Karenanya, pada korteks serebrum terdapat area sensorik yang menerima
impuls dari reseptor pada indra. Di samping itu, bagian tersebut terdapat
juga area motorik yang mengirimkan perintah pada efektor. Selain itu,
terdapat terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motorik dan
sensorik serta berperan dalam berbagai aktivitas misalnya berpikir,
menyimpaningatan, dan membuat keputusan.
Otak depan manusia terbagi atas empat lobus (bagian), meliputi lobus
frontalis (bagian depan), lobus temporalis (bagian
samping), lobus oksipitalis (bagian belakang), dan lobus
parietalis (bagian antara depan-belakang). Pada bagian kepala manusia,
lobus frontalis berada pada bagian dahi; lobus temporalis berada pada bagian
pelipis; lobus oksipitalis berada pada bagian belakang kepala; dan lobus
parietalis berada pada bagian ubun-ubun.
Lobus-lobus ini memiliki fungsi yang beragam. Lobus frontalis berfungsi
sebagai pusat berpikir; lobus temporalis sebagai pusat pendengaran dan
berbahasa; lobus oksipitalis sebagai pusat penglihatan; dan lobus parietalis
sebagai pusat sentuhan dan gerakan.
Otak depan juga mencakup bagian-bagian yang lain, seperti talamus,
hipotalamus, kelenjar pituitari, dan kelenjar pineal.Sebelum diterima area
sensorik serebrum, semua rangsangan akan diproses terlebih dahulu
oleh talamus. Hanya rangsangan penciuman saja yang tidak diterima oleh
talamus tersebut. Sedangkan fungsi talamus yang lain misalnya mengatur suhu dan
kandungan air dalam darah, kemudian juga mengkoordinasi aktivitas yang terkait
emosi.Hipotalamus merupakan bagian yang berfungsi mengatur suhu tubuh,
selera makan, dan tingkah laku. Selain itu, hipotalamus juga
mengontrol kelenjar pituitari, yakni kelenjar hormon yang berperan dalam
mengontrol kelenjar-kelenjar homon lainya, seperti kelenjar tiroid, kelenjar
adrenalin, dan pankreas.
v Otak Tengah (Mesenfalon)
Otak tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok. Di dalam
otak tengah terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang mengatur gerak bola
mata dan kolikulus inferior yang mengatur pendengaran. Otak tengah berfungsi
menyampaikan impuls antara otak depan dan otak belakang, kemudian antara otak
depan dan mata.
v Otak Belakang (Rombesenfalon)
Otak belakang manusia tersusun atas dua bagian utama yakni otak kecil
(serebelum) dan medula oblongata. Serebelum adalah bagian yang
berkerut di bagian belakang otak, dan terdiri atas dua. belahan yang
berliku-liku sangat dalam. Fungsinya adalah sebagai pusat keseimbangan dalam
tubuh, koordinasi motorik/gerakan otot, dan memantau kedudukan posisi tubuh.
Adanya serebelum memungkinkan kita belajar gerakan yang terlatih dan saksama,
seperti menulis atau bermain musik tanpa berpikir.Di antara kedua belahan
serebelum terdapat suatu bagian yang berisi serabut saraf. Bagian tersebut
dinamakan jembatan varol (pons varolii). Fungsinya ialah
menghantarkan impuls dari bagian kiri dan kanan otak kecil. Selain itu,
jembatan varol juga menghubungkan korteks otak besar dengan otak kecil, dan
antara otak depan dengan sumsum tulang belakang.
Sementara itu, medula oblongata (sumsum lanjutan) tampak seperti
ujung bengkak pada tali spinal. Letaknya di antara bagian tertentu otak
dengan sumsum tulang belakang. Medulaoblongata berfungsi saat terjadi proses
pengaturan denyut jantung, tekanan darah, gerakan pernapasan, sekresi
ludah, menelan, gerak peristaltik, batuk, dan bersin.
Serebelum, jembatan varol, dan medula oblongata membentuk batang otak.
Batang otak merupakan bagian otak sebelah bawah yang berhubungan dengan sumsum
tulang belakang. Batang otak berfungsi mengontrol berbagai proses penting bagi
kehidupan, seperti bernapas, denyut jantung, mencerna makanan, dan membuang
kotoran.
·
Sumsum
Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang atau tali spinal merupakan tali putih
kemilau berbentuk tabung dari dasar otak menuju ke tulang belakang. Pada irisan
melintangnya, tampak ada dua bagian, yakni bagian luar yang berpenampakan putih
dan bagian dalam yang berpenampakan abu-abu dengan berbentuk kupu-kupu. Bagian
luar sumsum tulang belakang berwarna putih, karena tersusun oleh akson dan
dendrit yang berselubung mielin. Sedangkan bagian dalamnya berwarna abu-abu,
tersusun oleh badan sel yang tak berselubung mielin dari interneuron dan neuron
motorik.
Apabila sumsum tulang belakang diiris secara vertikal, bagian dalam
berwarna abu-abu terdapat saluran tengah yang disebut ventrikel dan berisi
cairan serebrospinal. Ventrikel ini berhubungan juga dengan ventrikel di dalam
otak. Bagian dalamnya mempunyai dua akar saraf yaitu akar dorsal yang
berisi saraf sensorik ke arah punggung, dan akar ventral yang berisi
saraf motorik ke arah perut.
Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut
antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya,
menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur
terpendek pada gerak refleks. Mekanisme penghantaran impuls yang terjadi pada
tulang belakang yakni sebagai berikut; rangsangan dari reseptor dibawa oleh
neuron sensorik menuju sumsum tulang belakang melalui akar dorsal untuk diolah
dan ditanggapi. Selanjutnya, impuls dibawa neuron motorik melalui akar ventral
ke efektor untuk direspons.
2) Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi dinamakan pula sistem saraf perifer. Sistem
saraf tepi merupakan bagian dari sistem saraf tubuh yang meneruskan
rangsangan (impuls) menuju dan dari system saraf pusat. Karena itu, di dalamnya
terdapat serabut saraf sensorik (saraf aferen) dan serabut saraf motorik (saraf
eferen).
Serabut saraf sensorik adalah sekumpulan neuron yang menghantarkan
impuls dari reseptor menuju sistem saraf pusat. Sedangkan serabut saraf
motorik berperan dalam menghantarkan impuls dari sistem saraf pusat menuju
efektor (otot dan kelenjar) untuk ditanggapi.
Berdasarkan asalnya, sistem saraf tepi terbagi atas saraf kranial dan saraf
spinal yang masing-masing berpasangan, serta ganglia (tunggal: ganglion). Saraf
kranial merupakan semua saraf yang keluar dari permukaan dorsal
otak. Saraf spinal ialah semua saraf yang keluar dari kedua sisi
tulang belakang. Masing-masing saraf ini mempunyai karakteristik fungsi dan
jumlah saraf yang berbeda. Sementara itu, ganglia merupakan kumpul an
badan sel saraf yang membentuk simpul-simpul saraf dan di luar sistem saraf
pusat.
b. Sistem Saraf Tak Sadar
Sistem saraf tak sadar merupakan sekumpulan saraf yang mengatur
aktivitas yang tidak kita pikirkan terlebih dahulu. Misalnya saja, pergerakan
paru-paru dan jantung. Kita tidak pernah berkehendak supaya aktivitas gerakan
paru-paru dan jantung terjadi dengan koordinasi oleh sistem saraf pusat. Oleh
karena itu, sistem saraf sadar disebut juga sistem saraf otonom. Organ
yang beraktivitas dan dikontrol oleh sistem saraf sadar, meliputi kelenjar
keringat, otot perut, pembuluh darah, dan alat-alat reproduksi.
Menurut karakteristik kerjanya, sistem saraf sadar terbagi atas dua saraf,
meliputi saraf simpatikdan saraf parasimpatik. Masing-masing saraf
ini dapat bekerja pada organ yang sama, namun kerja yang dilakukan saling
berlawanan (antagonis). Sebagai contoh, saat saraf simpatik memengaruhi sebuah
organ untuk mening katkan aktivitas organ tertentu, justru saraf parasimpatik
malah menurunkannya. Perbedaan ini terjadi karena neurotransmiter yang
dihasilkan kedua saraf tersebut berbeda. Noradrenalian merupakan
neurotransmiter saraf simpatik, sedangkan asetilkolin ialah neurotransmiter
saraf parasimpatik.
Pada saraf simpatik dan saraf parasimpatik terdapat penghubung antara
sistem saraf pusat dan efektor, yang dinamakan ganglion. Ganglion saraf
simpatik berada dekat sumsum tulang belakang. Serabut praganglion saraf
simpatik berukuran pendek, sementara serabut pascaganglionnya berukuran
panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatik memiliki serabut praganglion yang
berukuran panjang dan serabut pascaganglion yang pendek.
v Saraf
Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh
serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan
menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan
masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk
ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat
saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut
urat saraf post ganglion.Sistem saraf otonom dapat dibagi atas
sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan
struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion.
Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang
menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra
ganglion pendek,sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra
ganglion yangpanjang karena ganglion menempel pada organ
yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan
parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri
dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah
dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik
|
Simpatik
|
mengecilkan pupil
menstimulasi aliran ludah
memperlambat denyut jantung
membesarkan bronkus
menstimulasi sekresi kelenjar
pencernaan
mengerutkan kantung kemih
|
memperbesar pupil
menghambat aliran ludah
mempercepat denyut jantung
mengecilkan bronkus
menghambat sekresi kelenjar
pencernaan
menghambat kontraksi kandung kemih
|
F. MEKANISME KERJA SISTEM SARAF
1. Sel Saraf
Motorik
Sel saraf motorik
berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan saraf pusat (otak atau sumsum
tulang belakang) menuju kelenjar tubuh. Sel saraf motorik disebut juga dengan
sel saraf penggerak,karena berhubungan erat dengan otot sebagai alat gerak
Jalur saraf motorik
Impuls berjalan
dari korteks serebri menuju sumsum tulang belakang, melalui jalur-jalur menurun
yang disebut traktus serebro spinalis atau traktus piramidalis. Neuron pertama,
yaitu neuron motorik atas memiliki badan-badan sel dalam daerah pre-Rolandi
pada korteks serebridan serabut-serabutnya berpadu erat pada saat mereka melintas
antara nukleus-kaudatus dan lentiformis dalam kapsula interna.
Neuron motorik
bawah, yang bermula dalam badan sel dalam kornu anterior sumsum tulang
belakang, keluar, lantas masuk akar anterior saraf spinalis, lalu
didistribusikan ke periferi dan berakhir dalam organ motorik misalnya otot.
2. Sel Saraf
Sensorik
Sel saraf sensorik
adalah sel yang membawa impuls berupa rangsangan dari reseptor (penerima
rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).SEl saraf
sensorik disebut juga dengan sel saraf indera,karena berhubungan dengan alat
indra.
v
Jalur saraf sensorik
Impuls saraf
sensorik bergerak melintasi traktus menaik yang terdiri dari tiga neuron. Yang
pertama, atau neuron yang paling tepi, memiliki badan sel dalam ganglion
sensorik, pada akar posterior sebuah saraf spinalis lantas dendron yang
merupakan sebuah cabangnya bergerak menuju periferi dan berakhir pada satu
organ sensorik, misalnya kulit. Sementara axon yang merupakan cabangnya yang
lain, masuk ke dalam sumsum tulang belakang, lantas naik menuju kolumna
posterior dan berakhir pada sekeliling sebuah nukleus dalam medulla oblongata.
Sel neuron yang
kedua timbul dalam nukleus tersebut, kamudian melintasi garis tengah dalam cara
yang sama seperti jalur motorik desendens untuk membentuk dekukasio sensorik,
naik melalui pons dan dien salafon guna mencapai thalamus. Neuron yang ketiga
dan terakhir, bermula dalam talamus, bergerak melalui kapsula interna untuk
mencapai daerah sensorik korteks serebri. Traktus menaik ini menghasilkan impuls
sentuhan, kedudukan sendi-sendi dan getaran, sementara yang lainnya
menghantarkan impuls sentuhan, rasa sakit dan suhu
Pada tingkat paling dasar, fungsi
dari sistem saraf adalah untuk mengirim sinyal dari satu sel ke sel lain, atau
dari satu bagian tubuh orang lain. Ada dua cara dasar bahwa sebuah sel dapat
mengirim sinyal ke sel lain. Yang paling sederhana adalah dengan melepaskan zat
kimia yang disebut hormon ke dalam sirkulasi internal, sehingga mereka dapat
menyebar ke tempat yang jauh. Berbeda dengan mode ini "siaran" dari
sinyal, sistem saraf menyediakan "point-to-point" sinyal-neuron
proyek akson mereka ke daerah target spesifik dan membuat koneksi sinaptik
dengan sel target tertentu. Dengan demikian, sinyal saraf mampu tingkat yang
lebih tinggi dari kekhususan sinyal hormonal. Hal ini juga jauh lebih cepat:
sinyal saraf bergerak pada kecepatan tercepat yang melebihi 100 meter per
detik.
Pada tingkat yang lebih integratif,
fungsi utama dari sistem saraf adalah untuk mengontrol tubuh. Karena
konsistensi ini, sel-sel glutamatergic sering disebut sebagai "neuron
rangsang", dan sel GABAergic sebagai "neuron penghambatan".
Sebenarnya ini merupakan penyalahgunaan istilah-itu adalah reseptor yang
rangsang dan penghambatan, bukan neuron-tapi biasanya terlihat bahkan dalam
publikasi ilmiah.
Salah satu bagian yang sangat
penting dari sinapsis mampu membentuk jejak memori dengan cara tahan lama
kegiatan tergantung perubahan dalam kekuatan sinaptik. Bentuk paling terkenal
dari memori saraf adalah proses yang disebut potensiasi jangka panjang (LTP
disingkat), yang beroperasi pada sinapsis yang menggunakan neurotransmitter
glutamat yang bekerja pada tipe khusus dari reseptor yang dikenal sebagai
reseptor NMDA. Reseptor NMDA memiliki "asosiatif" properti: jika dua
sel yang terlibat dalam sinaps keduanya diaktifkan pada sekitar saat yang sama,
saluran terbuka yang memungkinkan kalsium mengalir ke sel target. Masuknya
kalsium memulai kaskade utusan kedua yang akhirnya mengarah pada peningkatan
jumlah reseptor glutamat dalam sel target, sehingga meningkatkan kekuatan
efektif sinaps. Perubahan dalam kekuatan dapat berlangsung selama minggu atau
lebih. Sejak penemuan LTP pada tahun 1973, jenis lain dari jejak memori
sinaptik telah ditemukan, yang melibatkan peningkatan atau penurunan dalam
kekuatan sinaptik yang disebabkan oleh berbagai kondisi, dan terakhir untuk
periode variabel waktu. Semua bentuk modifiability sinaptik, secara kolektif,
menimbulkan plastisitas saraf, yaitu, kemampuan untuk sistem saraf untuk
menyesuaikan diri dengan variasi lingkungan.
v Sirkuit
saraf dan sistem
Fungsi saraf dasar dari pengiriman
sinyal ke sel lain termasuk kemampuan untuk neuron untuk bertukar sinyal dengan
satu sama lain. Jaringan yang dibentuk oleh kelompok-kelompok yang saling
berhubungan dari neuron mampu dari berbagai fungsi, termasuk deteksi fitur,
generasi pola, dan waktu. Pada kenyataannya, sulit untuk menetapkan batas-batas
jenis pengolahan informasi yang dapat dilakukan oleh jaringan saraf: Warren
McCulloch dan Walter Pitts pada tahun 1943 menunjukkan bahwa bahkan jaringan
terbentuk dari abstraksi matematis sangat sederhana dari neuron mampu
perhitungan yang universal . Charles Sherrington, dalam bukunya yang
berpengaruh 1906''Aksi Integratif dari''Sistem Saraf, mengembangkan konsep
stimulus-respon mekanisme lebih detail, dan Behaviorisme, sekolah pemikiran
yang didominasi Psikologi melalui pertengahan abad ke-20 , berusaha untuk
menjelaskan setiap aspek perilaku manusia dalam hal stimulus-respon.
Namun, penelitian eksperimental
elektrofisiologi, dimulai pada awal abad 20 dan mencapai produktivitas yang
tinggi oleh 1940-an, menunjukkan bahwa sistem saraf mengandung banyak mekanisme
untuk menghasilkan pola aktivitas intrinsik, tanpa membutuhkan stimulus
eksternal. Neuron ditemukan mampu menghasilkan urutan teratur potensial aksi,
atau urutan dari semburan, bahkan di isolasi lengkap. Ketika neuron intrinsik
aktif terhubung satu sama lain di sirkuit kompleks, kemungkinan untuk
menghasilkan pola temporal yang rumit menjadi jauh lebih luas.
v Refleks
dan stimulus-respon sirkuit
Jenis paling sederhana dari sirkuit
saraf adalah lengkung refleks, yang dimulai dengan input sensorik dan berakhir
dengan output motor, melewati urutan neuron di antara. Sebagai contoh,
mempertimbangkan "penarikan refleks" menyebabkan tangan untuk kembali
brengsek setelah kompor panas disentuh. Rangkaian dimulai dengan reseptor
sensorik di kulit yang diaktifkan oleh panas tingkat berbahaya: tipe khusus
dari struktur molekul tertanam dalam membran menyebabkan panas untuk
menghasilkan medan listrik melintasi membran. Jika perubahan potensial listrik
cukup besar, hal itu membangkitkan potensial aksi, yang ditularkan sepanjang
akson sel reseptor, ke sumsum tulang belakang. Ada akson membuat kontak
sinaptik rangsang dengan sel lain, beberapa di antaranya proyek untuk daerah
yang sama dari sumsum tulang belakang, yang lain memproyeksikan ke otak. Salah
satu target adalah seperangkat interneuron tulang belakang bahwa proyek untuk
motor neuron mengendalikan otot-otot lengan. Para interneuron merangsang neuron
motorik, dan jika eksitasi cukup kuat, beberapa motor neuron menghasilkan
potensial aksi, yang perjalanan ke akson mereka ke titik di mana mereka membuat
kontak sinaptik rangsang dengan sel otot. Sinyal rangsang menginduksi kontraksi
sel otot, yang menyebabkan sudut bersama di lengan untuk mengubah, menarik
lengan menjauh.
Pada kenyataannya, ini skema straightfoward
tunduk pada berbagai komplikasi. Meskipun untuk refleks sederhana ada
jalur saraf singkat dari neuron sensorik ke motor neuron, ada juga neuron
terdekat lainnya yang berpartisipasi dalam rangkaian dan memodulasi respon.
Selain itu, ada proyeksi dari otak ke sumsum tulang belakang yang mampu
meningkatkan atau menghambat refleks.
Meskipun refleks sederhana mungkin
dimediasi oleh sirkuit berbaring sepenuhnya di dalam sumsum tulang belakang,
tanggapan yang lebih kompleks mengandalkan pemrosesan sinyal di
otak.Perhatikan, misalnya, apa yang terjadi ketika suatu objek di pinggiran
bergerak bidang visual, dan seseorang terlihat ke arah itu. Tanggapan sensorik
awal, di retina mata, dan respon motorik akhir, dalam inti oculomotor batang
otak, tidak semua yang berbeda dari yang dalam refleks sederhana, tetapi
tahap-tahap peralihan yang sama sekali berbeda. Alih-alih rantai satu atau dua
langkah pengolahan, sinyal visual melewati selusin tahap integrasi, yang
melibatkan thalamus, korteks serebral, ganglia basal, colliculus unggul,
serebelum, batang otak dan inti beberapa. Daerah ini melakukan fungsi
pengolahan sinyal yang meliputi fitur deteksi, analisis persepsi, ingat memori,
pengambilan keputusan, dan perencanaan motorik.
Fitur deteksi adalah kemampuan untuk
mengekstrak informasi biologis yang relevan dari kombinasi sinyal
sensorik. Dalam sistem visual, misalnya, reseptor sensorik di retina mata
hanya individually mampu mendeteksi "titik cahaya" di dunia
luar. Tingkat kedua neuron visual menerima masukan dari kelompok reseptor
primer, lebih tinggi tingkat neuron menerima masukan dari kelompok kedua
tingkat neuron, dan seterusnya, membentuk hirarki tahap pengolahan. Pada setiap
tahap, informasi penting diekstrak dari ansambel sinyal dan informasi yang
tidak penting dibuang. Pada akhir proses, masukan sinyal mewakili "titik
cahaya" telah ditransformasikan menjadi sebuah representasi neural dari
obyek dalam dunia sekitarnya dan sifat mereka. Pengolahan indera paling canggih
terjadi di dalam otak, namun ekstraksi fitur yang kompleks juga berlangsung di
sumsum tulang belakang dan organ sensorik perifer seperti retina.
v Intrinsik
pola generasi
Meskipun mekanisme stimulus-respon
yang paling mudah untuk memahami, sistem saraf juga mampu mengendalikan tubuh
dengan cara yang tidak memerlukan stimulus eksternal, dengan cara irama
internal yang dihasilkan dari aktivitas. Karena berbagai tegangan-sensitif
saluran ion yang dapat tertanam dalam membran neuron, banyak jenis neuron yang
mampu, bahkan di isolasi, menghasilkan urutan ritmis dari potensial aksi, atau
pergantian rhymthic antara tingkat tinggi meledak dan quiessence . Ketika
neuron yang secara intrinsik ritmis saling terhubung satu sama lain dengan
sinapsis rangsang atau penghambat, jaringan yang dihasilkan mampu berbagai
perilaku dinamis, termasuk dinamika penarik, periodisitas, dan bahkan
kekacauan. Sebuah jaringan neuron yang menggunakan struktur internal untuk
menghasilkan output temporal terstruktur, tanpa memerlukan stimulus temporal
terstruktur yang sesuai, disebut generator pola sentral.
Generasi pola internal beroperasi
pada berbagai skala waktu, dari milidetik untuk jam atau lebih. Salah satu
jenis yang paling penting dari pola temporal sirkadian rhythmicity-yaitu,
rhythmicity dengan periode sekitar 24 jam. Semua binatang yang telah dipelajari
menunjukkan fluktuasi sirkadian pada aktivitas saraf, yang mengendalikan
pergantian sirkadian dalam perilaku seperti siklus tidur-bangun. Studi
eksperimental yang berasal dari tahun 1990-an telah menunjukkan bahwa ritme sirkadian
yang dihasilkan oleh "jam genetik" yang terdiri dari satu set khusus
dari gen yang ekspresinya tingkat naik dan turun selama hari. Hewan yang
beragam seperti serangga dan vertebrata berbagi sistem jam yang sama genetik.
Jam sirkadian dipengaruhi oleh cahaya, tetapi terus beroperasi bahkan ketika
tingkat cahaya tetap konstan dan tidak ada eksternal lainnya waktu-dari-hari
isyarat yang tersedia. Para gen jam dinyatakan dalam banyak bagian dari sistem
saraf serta organ perifer banyak, tetapi pada mamalia semua "jam
jaringan" yang disimpan dalam sinkroni oleh sinyal yang berasal dari
pencatat waktu master dalam bagian kecil dari otak yang disebut suprachiasmatic
inti.
v Gangguan
dan Kelainan pada Sistem Saraf Manusia
Gangguan dan kelainan pada sistem
saraf manusia.Semoga Bermanfaat.Artikel ini merupakan bagian
dari artikel Sistem Saraf ManusiaSeperti halnya sistem tubuh yang lain, sistem saraf juga dapat mengalami
kelainan atau kerusakan sel sehingga tidak dapat menjalankan fungsinya dengan
baik. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya kecelakaan, makanan
atau minuman seperti alkohol, virus, dan lain-lain. Beberapa gangguan pada
susunan saraf antara lain sebagai berikut.
Ø Meningitis, yaitu peradangan di bagian
selaput otak (meninges), yang disebabkan oleh bakteri atau virus.
Ø Neuritis, yaitu gangguan pada saraf tepi (perifer) yang
disebabkan adanya peradangan, keracunan, ataupun tekanan.
Ø Penyakit
parkinson, merupakan
penyakit kemunduran otak akibat kerusakan bagian otak yang mengendalikan
gerakan otot. Ciri-ciri penderita penyakit ini adalah tubuh yang selalu
gemetar, mengalami kesakitan dalam berjalan, bergerak, dan berkoordinasi.
Ø Gegar otak, yaitu gangguan pada otak akibat benturan pada
kepala.
Biasanya dokter akan memberikan
suatu obat agar saraf dapat mengembalikan fungsi kerjanya dengan baik. Pada
bagian berikutnya akan dipelajari pengaruh obat-obatan terhadap sistem saraf dan Kelainan pada Sistem Saraf Manusia
1. Meningitis merupakan peradangan di bagian
selaput otak (meninges) yan disebabkan
oleh bakteri Neisseria meningitis atau virus.
2. Hidrosefalus merupakan peradangan
selaput otak (serebrospinal) sehingga cairan otak terkumpul di otak. Akibatnya,
kepala membesar.
3. Neuritis adalah iritasi pada neuron
yang disebabkan oleh infeksi, kekurangan vitamin, keracunan, atau karena
tekanan.
4. Parkinson merupakan gangguan produksi dopamine
di otak karena neuron mengalami degenerasi. Kekurangan dopamine mengakibatkan
asetilkolin tidak dapat bekerja secara normal. Gangguan kooordinasi kerja otot
ini mengekibatkan penderita mengalami tremor (melakukan gerak yang tidak
terkendali).
5. Gegar otak adalah gangguan pada otak
akibat benturan keras pada kepala.
6. Epilepsi adalah kelainan pada
neuron-neuron di otak akibat kelainan metabolism, infeksi, toksin, atau
kecelakaan. Penderita epilepsy tidak dapat merespon rangsang pada saat kambuh.
Bahkan otot-otot rangka berkontraksi dan tidak terkontrol.
7. Alzheimer umumnya menyerang orang berusia di
atas 65 tahun. Gangguan Alzheimer ditandai dengan berkurangnya kemampuan
mengingat. Penderita Alzeimer juga kehilangan kemampuan unutk melakukan
aktifitas sehari-hari.
8. Afasia (kehilangan daya ingat)
karena kerusakan pada otak besar bagian tengah.
9. Ataksia adalah penyakit degenerasi
akibat mengecilnya otak kecil. Gejala yang dialami penderita ataksia yaitu
kesulitan mengontrol gerak tubuh, tersedak saat minum, dan kesulitan melafalkan
kata-kata.
Kelainan dan Penyakit Sistem Saraf Manusia
Sistem saraf manusia dapat mengalami
gangguan kerja berupa penyakit ataukelainan lainnya.Contoh penyakit pada
sistem saraf manusia:
Ø Meningitis
Meningitis merupakan peradangan
selaput pembungkus otak yaitu meninges. Meningitis disebabkanoleh virus,
sehingga dapat menular.
Ø Multiple schlerosis
(MS=Sklerosis Ganda atau disseminated sclerosis)
MS merupakan penyakit saraf kronis
yang mempengaruhi sistem saraf pusat, sehingga dapatmenyebabkan gangguan organ
seperti: rasa sakit, masalah penglihatan, berbicara, depresi, gangguankoordinasi
dan kelemahan pada otot sampai kelumpuhan.
Ø Nyeri saraf
Nyeri saraf dapat terjadi karena
adanya gangguan saraf sensorik maupun motorik. Gejala nyeri saraf sering
disertai dengan gejala lain seperti: kehilangan rasa, kebas. urat saraf
kejepit dan penyakit uratsaraf gangguan metabolik (seperti diabetic neuropaty
pada penderita penyakit kencing manis ataudiabetes mellitus). Gangguan motorik
karena nyeri saraf dari yang ringan (seperti kram) sampaigangguan berat
(seperti kelumpuhan).
Ø Hidrocephalus
Tanda hidrocephalus berupa
pembengkakan kepala karena kelebihan cairan yang ada di
sekitar otak.Akibatnya, dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan
gangguan organ tubuh.
Ø Penyakit urat saraf kejepit
Penyakit saraf kejepit sering
terjadi pada leher, pinggang dan telapak tangan.
Ø
Parkinso dengan gejala tangan dan kaki gemetar.
Ø Gegar otakterjadi karena otak mengalami kerusakan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sistem saraf
tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern
ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf
mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara reseptor dan
efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang
berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam
tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan terhadap
rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel
saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsang atau tanggapan. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di
dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam
serabut saraf, yaitu dendrit dan akson (neurit). Setiap neuron hanya mempunyai
satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel.
Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang merupakan
kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang
membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel
Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi
nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier,
yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.
Seperti halnya
jaringan komputer, sistem saraf mengirimkan sinyalsinyal listrik yang sangat
kecil dan bolak-balik, dengan membawa informasi dari satu bagian tubuh ke
bagian tubuh yang lain. Sinyal listrik tersebut dinamakan impuls (rangsangan).
Ada dua cara yang dilakukan neuron sensorik untuk menghantarkan impuls
tersebut, yakni melalui membran sel atau membran plasma dan sinapsis.
Penghantaran Impuls
Saraf melalui Membran Plasma Di dalam neuron, sebenarnya terdapat membran
plasma yang sifatnya semipermeabel. Membran plasma neuron tersebut
berfungsimelindungi cairan sitoplasma yang berada di dalamnya.
120 m per detik,
tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut
saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara
bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub
positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel
saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan
terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial
ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan
perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment