KEPERAWATAN DEWASA
FLU BURUNG (H5N1)
Dosen : Eka Oktavianto S,Kep. Ns
Disusun Oleh : KELOMPOK IV
v Gusti ayu Desi sagitari (04.11.2891)
v Umaya pravitasari (04.11.)
v Eka dwi karyanti (04.11)
v Sariwati ningsi (04.11)
KONSENTRASI INSTALASI
GAWAT DARURAT
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan YME, yang telah memberikan limpahan rahmat_Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “ Flu Burung (H5N1)”, disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan dewasa , jurusan Ilmu Keperawatan
Stikes Surya Global Yogyakarta.
Dalam
penulisan makalah ini tentunya penulis berterimakasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah ini yaitu Eka Oktavianto S,Kep. Ns, yang telah membimbing, memotifasi dan mendampingi kami dalam
pembelajaran.
Makalah ini berisi
tentang Pengertian flu burung, Patofisiologi flu burung,
Etiologi flu burung, Tanda dan gejala flu burung, Cara penularan flu burung,
Cara pencegahan flu burung, Penatalaksanaan flu burung.
Penulis menyadari
bahwa sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran semua pihak untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 10 Desember
2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 5
1.3 Tujuan................................................................................................... ....... 5
BAB 2. PEMBAHASAN
A. Pengertian Flu burung .................................................................................. 6
B. Patofisiologi flu burung ............................................................................... 6
C. Etiologi flu burung ....................................................................................... 7
D. Tanda dan gejala flu burung ........................................................................ 7
E. Cara penularan flu burung ............................................................................ 9
F.
Cara pencegahan flu burung ...................................................................... 10
G. Penatalaksanaan flu burung ....................................................................... 11
H. Pathway ..................................................................................................... 17
I.
Askep ......................................................................................................... 19
BAB 3. PENUTUP
·
Kesimpulan................................................................................................ 25
·
Daftar pustaka............................................................................................ 27
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Flu
burung telah menjadi perhatian yang luas dari masyarakat karena telah
menewaskan banyak korban baik unggas maupun manusia. Pada awal tahun 1918,
wabah pandemi virus influenza telah membunuh lebih dari 40.000 orang, dimana subtipe yang mewabah saat itu adalah
virus H1N1 yang dikenal dengan “Spanish Flu”. Tahun 1957 virus bermutasi
menjadi H2N2 atau “Asian Flu” menyebabkan 100.000 kematian. Tahun 1968 virus
bermutasi menjadi H3N2 atau “Hongkong Flu” menyebabkan 700.000 kematian. Tahun
1977 virus bermutasi menjadi H1N1 atau “Russian Flu”. Akhirnya pada tahun 1997,
virus bermutasi lagi menjadi H5N1 atau “Avian Influenza”. Beberapa tahun kemudian, awal wabah
pada peternakan di dunia telah dikonfirmasi sejak Desember 2003. Pada 8
Februari 2006, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia menyatakan bahwa wabah flu
burung pertama kali terjadi di Nigeria, kemudian menyebar hingga ke Mesir dan
Kamerun.
Di
Asia Tenggara kebanyakan kasus flu burung terjadi pada jalur transportasi atau peternakan unggas sebagai jalur migrasi
burung liar. Sehingga pada 21 Juli 2005, tiga kasus fatal terjadi di Tangerang,
yang disebabkan oleh flu burung subtipe H5N1. Hingga 6 Juni 2007, WHO telah
mencatat sebanyak 310 kasus dengan 189 kematian pada manusia yang disebabkan
virus ini termasuk Indonesia dengan 99 kasus dengan 79 kematian. Hal ini dipengaruhi oleh
matapencaharian penduduk Indonesia sebagai peternak unggas sehingga Indonesia
rawan pada penyebaran penyakit flu burung. Selain itu, kurangnya pengetahuan
sebagian penduduk Indonesia terhadap dampak dari flu burung juga ikut
berpengaruh pada kasus penyebaran flu burung.
Penyebab
flu burung adalah virus influenza tipe A yang menyebar antar unggas. Virus influenza ini termasuk famili
Orthomyxoviridae. Virus influenza tipe A dapat berubah-ubah bentuk (drift,
shift), dan dapat menyebabkan epidemi dan pandemi. Virus flu burung yang sedang
berjangkit saat ini adalah subtipe H5N1
yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N) dan memiliki
waktu inkubasi selama 1 minggu pada unggas dan 3 hari pada manusia. Burung liar
dan unggas domestikasi (ternak) dapat menjadi sumber penyebar H5N1. Virus ini
dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan
sentuhan. Virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi (60ᵒC selama 30 menit),
namun dapat bertahan hidup pada suhu rendah (0ᵒC selama lebih dari 30 hari).
Gejala flu burung pada unggas adalah kematian secara mendadak dengan laju
mortalitas mendekati 100%, jengger berwarna biru, dan luka pada kaki. Sedangkan
gejala umum yang terjadi pada manusia adalah demam tinggi (suhu badan di atas
38ᵒC), batuk dan nyeri tenggorokan, radang saluran pernapasan atas, pneumonia,
infeksi mata, dan nyeri otot. Replikasi
virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan
perhatian medis. Virus H5N1 lebih patogen daripada subtipelainnya sehingga
disebut dengan Highly Pathogenic H5N1 Avian Influenza (HPAI).
B. RUMUSAN MASALAH
·
Apa pengertian flu burung ?
·
Patofisiologi flu burung ?
·
Etiologi flu burung ?
·
Tanda dan gejala flu burung ?
·
Cara penularan flu burung ?
·
Cara pencegahan flu burung ?
·
Penatalaksanaan flu burung ?
·
Mengetahui pengertian flu burung
·
Mengetahui patofisiologi flu burung
·
Mengetahui etiologi flu burung
·
Mengetahui tanda dan gejala flu burung
·
Mengetahui cara penularan flu burung
·
Mengetahui cara pencegahan flu burung
·
Mengetahui penatalaksanaan flu burung
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN FLU BURUNG
Flu Burung adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus influenza yang menyerang burung/unggas/ayam . Salah satu
tipe yang perlu diwaspadai adalah yang disebabkan oleh virus influenza dengan
kode genetik H5N1 (H=Haemagglutinin, N=Neuramidase) yang selain dapat menular
dari burung ke burung ternyata dapat pula menular dari burung ke manusia.
B.
PATOFISIOLOGI
FLU BURUNG
Flu burung bisa menulari manusia bila
manusia bersinggungan langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu
burung. Virus flu burung hidup di saluran pencernaan unggas. Unggas yang
terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian
mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh
manusia atau binatang lainnya. Menurut WHO, flu burung lebih mudah menular dari
unggas ke manusia dibanding dari manusia ke manusia. Belum ada bukti penyebaran
dari manusia ke manusia, dan juga belum terbukti penularan pada manusia lewat
daging yang dikonsumsi.
Satu- satunya cara virus flu burung
dapat menyebar dengan mudah dari manusia ke manusia adalah jika virus flu
burung tersebut bermutasi dan bercampur dengan virus flu manusia. Virus
ditularkan melalui saliva dan feses unggas. Penularan pada manusia karena
kontak langsung,misalnya karena menyentuh unggas secara langsung, juga dapat
terjadi melalui kendaraan yang mengangkut binatang itu, di kandangnya dan
alat-alat peternakan (termasuk melalui pakan ternak).
Penularan dapat juga terjadi melalui
pakaian, termasuk sepatu para peternak yang langsung menangani kasus unggas
yang sakit dan pada saat jual beli ayam hidup di pasar serta berbagai mekanisme lain. Secara
umum, ada 3 kemungkinan mekanisme penularan dari unggas kemanusia.Dalam hal
penularan dari unggas ke manusia, perlu ditegaskan bahwa penularan pada
dasarnya berasal dari unggas sakit yang masih hidup dan menular. Unggas yang
telah dimasak, digoreng dan lain-lain,tidak menularkan flu burung ke orang yang
memakannya. Virus flu burung akan mati dengan pemanasan 80°C selama 1 menit.
Penyebaran virus Avian Influenza (AI)
terjadi melalui udara droplet infection di mana virus dapat tertanam pada
membran mukosa yang melapisi saluran nafas atau langsung memasuki alveoli
(tergantung dari ukuran droplet). Virus yang tertanam pada membran mukosa akan
terpajan mukoprotein yang mengandung asam sialat yang dapat mengikat virus.
Reseptor spesifik yang dapat berikatan dengan virus influenza berkaitan dengan
spesies darimana virus berasal. Virus avian influenza manusia (Human influenza
viruses) dapat berikatan dengan alpha 2,6 sialiloligosakarida yang berasal dari
membran sel di mana didapatkan residu asam sialat yang dapat berikatan dengan
residu galaktosa melaluiikatan 2,6 linkage.
C.
ETIOLOGI
FLU BURUNG
Etiologi penyakit ini adalah virus
influenza. Adapun sifat virus ini, yaitu; dapat bertahan hidup di air sampai 4
hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C.Di dalam tinja unggas dan
dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada
pemanasan 60°C selama 30 menit.
Dikenal
beberapa tipe Virus influenza, yaitu; tipe A, tipe B dan tipe C. Virus Inluenza
tipe A terdiri dari beberapa strain, yaitu; H1N 1, H3N2, H5N1, H7N7, H9N2 dan
lain-lain.
Saat ini, penyebab flu burung adalah
Highly Pothogenic Avian Influenza Viru, strain H5N1 (H=hemagglutinin; N=
neuraminidase). Hal ini terlihat dari basil studi yang ada menunjukkan bahwa unggas
yang sakit mengeluarkan virus Influenza A (H5N1) dengan jumlah besar dalam
kotorannya. Virus Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung pada
unggas. Secara umum, virus Flu Burung tidak menyerang manusia, namun beberapa
tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang manusia.
D.
TANDA
DAN GEJALA FLU BURUNG
Gejala
flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.
a.
Gejala pada unggas:
·
Jengger berwarna biru
·
Borok di kaki
·
Kematian mendadak
b.
Gejala pada manusia:
·
Demam (suhu badan diatas 38 °C)
·
lemas
·
Pendarahan hidung dan gusi
·
sesak nafas
·
muntah dan nyeri perut serta diare
·
Batuk dan nyeri tenggorokan
·
Radang saluran pernapasan atas
·
Pneumonia
·
Infeksi mata
·
Nyeri otot
MASA INKUBASI
·
Pada Unggas : 1 minggu
·
Pada Manusia : 1-3 hari , Masa infeksi 1
hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala. Pada anak sampai 21 hari
DEFINISI KASUS
1.
Kasus Suspek
Kasus
suspek adalah seseorang yang menderita ISPA dengan gejala demam (temp >
38°C), batuk dan atau sakit tenggorokan dan atau ber-ingus serta dengan salah
satu keadaan;
·
seminggu terakhir mengunjungi peternakan yang sedang berjangkit flu burung.
·
kontak dengan kasus konfirmasi flu
burung dalam masa penularan.
·
bekerja pada suatu laboratorium yang
sedang memproses spesimen manusia atau binatang yang dicurigai menderita flu
burung
2.
Kasus "Probable"
Kasus
"probale" adalah kasus suspek disertai salah satu keadaan;
·
Bukti laboratorium terbatas yang
mengarah kepada virus influenza A (H5N1), misal : Test HI yang menggunakan
antigen H5N1.
·
Dalam waktu singkat berlanjut menjadi
pneumonia gagal pernafasan/ meninggal.
·
Terbukti tidak terdapat penyebab lain.
3.
Kasus Kompermasi
Kasus kompermasi adalah
kasus suspek atau "probale" didukung oleh salah satu hasil
pemeriksaan laboratorium;
·
Kultur virus influenza H5N1 positip.
·
PCR influenza (H5) positip.
·
Peningkatan titer antibody H5 sebesar 4
kali
E.
CARA
PENULARAN FLU BURUNG
Flu burung menular dari unggas ke
unggas, dan dari unggas kemanusia, melalui air liur, lendir dari hidung dan
feces. Penyakit ini juga dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1
yang berasal dari kotoran atau sekreta burung/unggas yang menderita flu burung.
Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung
dengan unggas yang terinfeksi flu burung. Contohnya: pekerja di peternakan
ayam, pemotong ayam dan penjamah produk unggas lainnya.
Unggas yang sakit oleh Influenza A atau
virus H5N1 dapat mengeluarkan virus dengan jumlah besar dalam kotorannya. Virus
itu dapat bertahan hidup di air sampai empat hari pada suhu 22 derajad celcius
dan lebih dari 30 hari pada nol derajad celcius. Di dalam kotoran dan tubuh
unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama. Virus ini mati pada
pemanasan 56 derajat Celcius dalam 3 jam atau 60 derajad celcius selama 30 menit.
Bahan disinfektan fomalin dan iodine dapat membunuh virus menakutrkan ini.
Virus
flu burung hidup di dalam saluran pencernaan unggas. Burung yang terinfeksi
virus akan mengeluarkan virus ini melalui saliva (air liur), cairan hidung, dan
kotoran. Avian Virus influenza avian dapat ditularkan terhadap manusia dengan 2
jalan. Pertama kontaminasi langsung dari lingkungan burung terinfeksi yang
mengandung virus kepada manusia. Cara lain adalah lewat perantara binatang
babi. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau melalui saluran
pernapasan.
Penyebaran
flu burung di berbagai belahan dunia antara lain:
1.
Ayam dan manusia di Hongkong. Selama wabah tersebut Pada tahun 1997 Avian
Influenza A (H5N1) telah menginfeksi berlangsung 18 orang telah dirawat di
rumah sakit dan 6 diantaranya meninggal dunia. Untuk mencegah penyebaran
tersebut pemerintah setempat memusnahkan 1,5 juta ayam yang terinfeksi flu
burung. Pada tahun 1999, di Hongkong dilaporkan adanya kasus Avian Influenza A
(H9N2) pada 2 orang anak tanpa menimbulkan kematian. Pada tahun 2003, di
Hongkong ditemukan lagi dua kasus Avian Influenza A (H5N1) dan satu orang
meninggal.
2.
Pada tahun 2003, di Belanda ditemukan 80 kasus Avian Influenza A (H7N7) dan
satu diantaranya meninggal.
3.
Pada tahun 2004 terjadi lagi 25 kasus Avian Influenza A (H5N1) di Vietnam (19)
dan Thailand (6) yang menyebabkan 19 orang meninggal (5 di Thailand, 14 di
Vietnam)
F.
CARA
PENCEGAHAN FLU BURUNG
1. Pada
Unggas:
·
Pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi
flu burung
·
Vaksinasi pada unggas yang sehat
2.
Pada Manusia:
Kelompok berisiko
tinggi (pekerja peternakan dan pedagang):
·
Mencuci tangan dengan desinfektan dan
mandi sehabis bekerja.
·
Hindari kontak langsung dengan ayam atau
unggas yang terinfeksi flu burung.
·
Menggunakan alat pelindung diri. (contoh
: masker dan pakaian kerja).
·
Meninggalkan pakaian kerja ditempat
kerja.
·
Membersihkan kotoran unggas setiap
hari.
·
Imunisasi.
3. Masyarakat
umum:
·
Menjaga daya tahan tubuh dengan memakan
makanan bergizi & istirahat cukup.
·
Mengolah unggas dengan cara yang benar,
yaitu : Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada
tubuhnya)
·
Memasak daging ayam sampai dengan suhu ±
800 °C selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu ± 640 °C selama 4,5
menit.
·
Basuh tangan sesering mungkin, penjamah
sebaiknya juga melakukan disinfeksi tangan (dapat dengan alcohol 70%, atau
larutan pemutih/khlorin 0,5%untuk alat2/instrumen)
·
Lakukan pengamatan pasif terhadap
kesehatan mereka yang terpajan dan keluarganya. Perhatikan keluhan-keluhan
seperti Flu, radang mata, keluhan pernafasan.
G.
PENATALAKSANAAN
FLU BURUNG
Pengobatan
bagi penderita flu burung adalah:
·
Oksigenasi bila terdapat sesak
napas.
·
Hidrasi dengan pemberian cairan
parenteral (infus).
·
Pemberian obat anti virus oseltamivir 75
mg dosis tunggal selama 7 hari.
·
Anti replikasi neuramidase (inhibitor):
Tamiflu dan Zanamivir
·
Amantadin diberikan pada awal infeksi,
sedapat mungkin dalam waktu 48 jam pertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg
BB perhari dibagi dalam 2 dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan
100 mg 2 kali sehari.
CATATAN
PENTING
Penyebab
flu burung di Indonesia adalah virus influenza tipe A subtipe H5N1.
PENTING
YANG HARUS ANDA KETAHUI DARI FLU BURUNG DARI WHO Petunjuk bagi penduduk yang
tinggal di daerah yang tertular flu burung Penyebaran flu burung di daerah yang
tertular bisa dicegah:
1.
orang sebaiknya menghindari kontak
dengan ayam, bebek dan unggas lainnya kecuali sangat perlu. Ini adalah cara
terbaik untuk mencegah infeksi oleh flu burung.
2.
Anak anak memiliki resiko yang lebih
tinggi karena mungkin mereka bermain di tempat di mana unggas berada. Ajarilah
anak anak untuk mengikuti petunjuk berikut:
·
Hindari kontak dengan unggas jenis
apapun, dengan bulu bulunya, kotoran maupun limbahnya.
·
Jangan memelihara unggas sebagai hewan
kesayangan.
·
Cucilah tangan dengan air dan sabun
setiap sesudah bersentuhan dengan unggas.
·
Jangan tidur di dekat tempat
pemeliharaan unggas.
3. Jangan
memindahkan unggas baik yang hidup maupun yang mati dari satu tempat ke tempat
lain, bahkan sekalipun anda kira unggas tersebut sehat.
4. Menangani
unggas di daerah tertular harus dilakukan ditempat, tanpa memindahkannya ke
luar dari area tersebut.
5. Jangan
memasak unggas berasal dari daerah tertular untuk makanan keluarga maupun hewan
peliharaan anda. Penyembelihan dan penanganan unggas tersebut untuk makanan
adalah berbahaya.
6. Apabila
anda secara tidak sengaja kontak dengan unggas di daerah tertular, seperti
misalnya menyentuh badan unggas, feses atau kotoran unggas yang lain, atau
berjalan di atas tanah di mana ada kotoran unggasnya:
·
Cucilah tangan sampai bersih memakai air
dan sabun sesudah setiap kontak.
·
Lepaskan sepatu di luar rumah dan
dibersihkan.
·
Periksa suhu tubuh anda sekali setiap
hari selama 7 hari. Apabila anda demam ( di atas 37.5 oC), periksakan diri anda
ke dokter atau ke rumah sakit terdekat dengan segera.
7. Penanganan
yang benar terhadap unggas yang sakit, diduga karena flu burung atau unggas
yang mati merupakan kontrol yang penting untuk mencegah penyebaran penyakit.
8. Anak
anak di jaga agar tidak mendekati unggas yang sakit atau mati.
9. Apabila
anda harus menangani unggas yang mati atau sakit, pakailah alat pelindung,
seperti masker, goggle (pelindung mata), sepatu boot, sarung tangan..
Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, gunakan kain/sapu tangan untuk menutup mulut dan hidung, pakailah kaca mata, gunakan tas plastik sebagai sarung tangan dan pembungkus sepatu dan mengikatnya pada pergelangan tangan dan kaki dengan karet. Pakailah baju overall yang bisa dicuci.
Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, gunakan kain/sapu tangan untuk menutup mulut dan hidung, pakailah kaca mata, gunakan tas plastik sebagai sarung tangan dan pembungkus sepatu dan mengikatnya pada pergelangan tangan dan kaki dengan karet. Pakailah baju overall yang bisa dicuci.
10. Apabila
anda baru pertama kali mendapati unggas yang sakit atau mati dan tidak yakin
situasinya, segera beritahu petugas yang berwenang dan serahkan penangan unggas
tersebut kepada ahlinya. Dekontaminasi kebun atau kandang ayam akan membantu
menghambat penyebaran penyakit.
11. Apabila
mungkin, mintalah jasa petugas yang ahli untuk membantu dekontaminasi kebun
atau kandang ayam.
12. Apabila
hal itu tidak mungkin, dan anda harus mengejakannya sendiri, pakailah
perlengkapan untuk melindungi mata, kepala, tangan, kaki dan bagian bagian lain
yg tidak tertutup pakaian.
13. Unggas
yang mati harus dikubur dengan aman
14. Pembersihan
yang efektif akan menghilangkan bulu bulu atau feses yang tertinggal di
kandang.
15. Virus
flu bisa bertahan untuk sementara waktu di bahan bahan organic, jadi melalui
pembersihan total dengan deterjen merupakan langkah yang amat penting. Semua
bahan organic harus disingkirkan dari kandang ayam sedapat mungkin.
16. Oleh
karena area terbuka (pekarangan) yang digunakan untuk memelihara unggas sulit
untuk di bersihkan ataupun didesinfeksi, unggas sebaiknya ditiadakan dari area
tersebut selama paling sedikit 42 hari untuk membiarkan radiasi ultraviolet
menghacurkan sisa sisa virus. Periode pengosongan ini perlu diperpanjang pada
musim dingin (hujan).
17. Penyemprotan
desinfektan pada tumbuh tumbuhan di pekarangan/kebun maupun pada tanah hampir
tidak ada gunanya, karena bahan kimia tersebut akan diinaktifkan oleh bahan
organic. Pengupasan lapisan tanah biasanya tidak dianjurkan kecuali bila
kontaminasi feses pada tanah tersebut sangat berat. Unggas yang mati dan
feses/kotorannya harus dikubur.
18. Sedapat
mungkin, mintalah bantuan dari petugas peternakan setempat bagaimana cara
mengubur bangkai unggas dengan aman.
19. Pada
waktu mengubur bangkai unggas dan fesesnya, usahakan untuk tidak menimbulkan
debu. Semprotlah terlebih dahulu area penguburan dengan air untuk melembabkan.
Kuburlah bangkai unggas dan fesesnya dengan kedalaman paling sedikit 1 meter.
20. Setelah
bangkai unggas telah dikubur dengan benar, bersihkan seluruh area dengan
seksama menggunakan deterjen dan air. Virus flu relatif bisa dimatikan oleh berbagai
jenis deterjen dan desinfektan. Pakaian
pelindung yang terkontaminasi harus ditangani dengan benar atau dimusnahkan.
21. Setelah
area dibersihkan, lepaskan semua perlengkapan pelindung dan cucilah tangan
dengan air dan sabun.
22. Cucilah
pakaian menggunakan air panas atau air sabun yang hangat. Jemurlah dibawah
sinar matahari.
23. Letakkan
sarung tangan bekas pakai dan benda benda lain yg akan dimusnahkan ke dalam
kantung plastik untuk dimusnahkan dengan aman.
24. Bersihkan
semua perlengkapan yang bisa dipakai kembali seperti misalnya sepatu boot dan
kaca mata pelindung menggunakan air dan deterjen, tapi jangan lupa untuk
mencuci tangan setelah memegang benda benda tersebut.
25. Benda
benda yang tidak dapat dibersihkan dengan baik harus dimusnahkan.
26. Bersihkan
badan/ mandi dengan air dan sabun. Cucilah rambut juga.
27. Hati
hati untuk tidak menyentuh lagi pakaian atau benda yang terkontaminasi, atau
mengotori lagi area yang telah dibersihkan.
28. Yang
paling penting, cucilah tangan setiap selesai menangani benda benda yang
terkontaminasi.
Alas kaki/sepatu juga harus didekontaminasi.
Alas kaki/sepatu juga harus didekontaminasi.
29. Setelah
berjalan di area yang mungkin terkontaminasi ( misalnya: peternakan, pasar,
kebun tempat memelihara ayam), bersihkan sepatu sebaik mungkin menggunakan air
dan sabun.
30. Pada
saat membersihkan sepatu, berhati hati agar tidak ada kotoran yang terpercik ke
wajah atau ke baju. Pakailah kantong plastik untuk melindungi tangan, lindungi
mata dengan kaca mata atau goggles, tutuplah hidung dan mulut dengan kain/
saputangan.
31. Tinggalkan
sepatu dan sepatu boot di luar rumah sampai kita merasa yakin sepatu tersebut
sudah benar benar bersih. Orang orang yang menderita gejala flu/pilek sebaiknya
lebih berhati hati.
32. WHO
percaya bahwa sangatlah penting untuk mencegah penyebaran flu manusia pada area
yang terkena flu burung. Apabila flu manusia dan flu burung saling kontak, ada
resiko terjadinya pertukaran materi genetis yang bisa menimbulkan terbentuknya
jenis virus baru.
33. Setiap
orang yang sedang menderita flu/pilek haruslah berhati hati dengan kotoran dari
hidung(ingus) dan mulutnya pada saat berada di sekitar orang lain, terutama
anak anak, untuk mencegah penularan flu manusia.
34. Tutuplah
hidung dan mulut pada waktu batuk atau bersin. Gunakan tissue dan dibuang
setelah sekali pakai. Ajarkan anak anak untuk melakukan hal ini juga.
35. Selalu
mencuci tangan dengan air dan sabun setiap sehabis menyentuh kotoran hidung
atau mulut karena kotoran tersebut bisa mengandung virus.
36. Anak
anak cenderung untuk menyentuh wajah, mata dan mulut dengan tangan yang masih
kotor. Ajarkan pada anak anak untuk mencuci tangan setelah batuk, bersih dan
menyentuh benda benda yang kotor.
37. Laporkan
ke petugas kesehatan segera dan konsultasikan ke ahli kesehatan apabila anda
menderita demam dan atau gejala seperti flu. Tindakan pencegahan bisa dilakukan
apabila mengunjungi teman/saudara yang dirawat di rumah sakit
38. Apabila
anda mengunjungi pasien yang menderita flu burung, ikuti petunjuk dari petugas
rumah sakit untuk mengenakan pakaian pelindung, termasuk masker, jas
laboratorium, sarung tangan dan goggles (pelindung mata).
39. Pakaian
pelindung seperti itu dibutuhkan apabila anda akan kontak secara langsung
dengan pasien atau lingkungan di mana pasien berada.
40. Pastikan
bahwa masker yang anda kenakan unkurannya pas buat anda. Apabila tidak,
bicarakan dengan petugas rumah sakit.
41. Pada
waktu anda meninggalkan ruangan pasien, anda harus melepaskan semua pakaian
pelindung tersebut dan mencuci tangan dengan air dan sabun. Di daerah tertular, di mana adanya
flu burung telah dipastikan, jangan mengkonsumsi daging ayam yang berasal dari
ayam yang sakit atau mati.
42. Di
daerah tertular, disarankan untuk tidak memanfaatkan ayam sakit atau mati untuk
makanan orang maupun hewan. Walaupun nampak sehat, ayam yang berasal dari
daerah tertular jangan dimanfaatkan untuk makanan. Di daerah sekitarnya ( yang
berdekatan dengan daerah tertular) beberapa tindakan pencegahan perlu
dilakukan.
43. Secara
umum, hanya unggas yang sehat yang boleh dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
44. Untuk
memotong/mematikan unggas, gunakan cara cara agar anda maupun lingkungan di
rumah anda tidak dicemari oleh darah, debu, feses maupun kotoran lain yang
berasal dari unggas tersebut. Tanyakan ke petugas peternakan setempat mengenai
prosedur pemotongan unggas yang benar.
45. Untuk
pencabutan bulu, gunakan cara yang benar agar tidak mengotori anda maupun
lingkungan tempat tinggal anda. Cara terbaik adalah dengan merendam unggas
tersebut di dalam air panas sebelum mencabuti bulunya.
46. Untuk
membersihkan isi perut dan usus unggas gunakan cara yang benar agar tidak
mengotori lingkungan tempat tinggal anda.
47. Jangan
menyentuh benda benda lain maupun wajah anda (misalnya: mengusap mata) pada
saat anda melakukan prosedur prosedur tersebut di atas, kecuali setelah anda
mencuci tangan dengan air dan sabun. Lakukan semua tindakan pencegahan untuk
memastikan bahwa unggas atau produk asal unggas diproses dengan benar dan aman
untuk di konsumsi.
48. Ayam
diproses secara higienis dan di masak sampai matang, contohnya: sudah tidak ada
lagi cairan berwarna kemerahan, ayam dianggap aman untuk di makan.
Tetapi perlu diingat bahwa apabila ayam tersebut mengandung penyakit menular spt misalnya flu burung, orang yang memasak ayam tersebut mempunyai resiko tertular demikian juga lingkungan tempat ayam itu dipersiapkan untuk dimasak bisa tercemar oleh virus.
Tetapi perlu diingat bahwa apabila ayam tersebut mengandung penyakit menular spt misalnya flu burung, orang yang memasak ayam tersebut mempunyai resiko tertular demikian juga lingkungan tempat ayam itu dipersiapkan untuk dimasak bisa tercemar oleh virus.
49. Telur
juga bisa membawa bibit penyakit, seperti misalnya virus flu burung di bagian
dalam telur maupun di kulit luarnya. Telur mentah dan kulit telur harus
ditangani dengan hati hati. Cucilah kulit telur dengan air sabun dan cucilah
tangan setelahnya. Telur yang dimasak sampai matang (direbus selama 5 menit
pada temperature 70oC) tidak akan menularkan virus flu burung apabila dimakan.
50. Secara
umum, semua makanan harus dimasak sampai matang, mencapai temperatur paling
sedikit 70oC atau lebih di bagian dalam.
H.
PATHWAY
PATHWAY
FLU BURUNG
UNGGAS : melalui
tinja kemudian mongering dan di hirup
LANGSUNG TIDAK LANGSUNG
1.
Kontak
langsung dgn unggas 1.
Transfuse darah
2.
Kendaraan
yg mengangkut binatang 2.
Penyebaran flu
3.
Alat-alat
peternakan
4.
pakaian
virus avian
influenza
menyebar melalui
udara
memasuki alveoli
radang dan
bengkak
peningkatan
produksi eksudat bersihan
jalan nafas tdk
efektif
G. ASKEP
KASUS FLU BURUNG
Tn F (35 thn) masuk rumah sakit atas rujukan dari puskesmas setempat
karena diindikasikan suspek flu burung. Klien mengalami demam dengan suhu 390C,
sakit tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, batuk- pilek, dengan dahak yang
banyak dan sesak nafas RR: 24x/menit, ronkhie (+). Seminggu terakhir klien
sibuk mengurus unggas-unggasnya yang kebetulan banyak yang mati mendadak. Saat
dilakukan pemeriksaan di RS didapatkan: keadaan umum klien lemah, kesadaran: CM
(compos mentis), TD: 125/80 mmHg, HR: 100x/menit, saturasi oksigen 98%, isolasi
virus H5N1 dalam sekret hidung dan dahak, akantetapi gambaran rontgen thorak
belum menunjukan adanya infiltrat.
1.
Data Fokus
ü DS
:
a.
Seminggu
terakhir klien sibuk mengurus unggas-unggasnya yang kebetulan banyak yang mati
mendadak
b.
Sakit
tenggorokan, nyeri otot, sakit kepala, batuk pilek dengan dahak yang banyak dan
sesak nafas
ü DO
:
a.
KU
: lemah
b.
TTV
: TD 125/80 mmHg, HR 100 x/menit, RR 24x/menit, Suhu 390C, ronkhie
(+), saturasi oksigen 98 %
c.
Kesadaran:
CM (compas mentis)
d.
Isolasi
virus H5N1 dalam sekret hidung dan dahak
2.
Analisa Data
No.
|
Symptom
|
Etiologi
|
Problem
|
|
1.
|
DS
|
DO
|
Sekresi tertahan
|
Ketidak efektipan jalan nafas
|
-
Sakit
tenggorokan
-
Batuk
pilek dengan dahak yang banyak dan sesak nafas
|
- RR : 24 x/menit
- Rokhie : (+)
- Saturasi oksigen 98%
- Isolasi firus H5N1 dalam sekret hidung dan
dahak
|
|||
2.
|
DS
|
DO
|
Invasi virus
|
Hipertermia
|
-seminggu terakhir klien sibuk mengurus
unggas-unggasnya yang kebetulan banyak yang mati mendadak
|
-TD : 125/80 mmHg
-Suhu : 39 0C
-RR : 24 x/menit
- HR : 100 x/menit
- Rhonkie : (+)
|
3.
Diagnosa keperawatan
1.
Hipertermia
berhubungan dengan invasi virus ditandai dengan :
ü DS : - seminggu terakhir klien sibuk mengurus
unggas-unggasnya yang kebetulan banyak yang mati mendadak
.
ü DO : - suhu : 390C
- RR : 24 x/menit
- Ronkie : (+)
- HR : 100 x/menit
ü Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan
dengan sekresi tertahan yang ditandai dengan :
ü DS : -Pasien mengeluh sakit tenggorokan.
- Nyeri otot, sakit kepala, batuk pilek dengan
dahak yang banyak dan sesak nafas
ü DO : -RR : 24 x/menit
-ronkie (+)
-saturasi oksigen : 98 %
- Isolasi virus H5N1 dalam sekret hidung dan
dahak
4.
Intervensi
Jam/tgl
|
No.
Dx
|
Tujuan
(NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
Rasional
|
TTD
|
selasa,
24/12/12,
07.00
07.30
08.00
|
I
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1x24 jam, termoregulation (0800) dapat teratasi dengan kriteria hasil
:
-pernafasan dengan batas normal 16-20
x/menit (080013)
- Radial pulse dengan batas normal 60-100
x/menit (080012)
-hipertermia dengan batas normal (36-370C)
|
-Monitor
TTV pasien.
-
Berikan cairan dan nutrisi secukupnya kepada klien
-Ajarkan
klien memasukkan cairan melalui oral
-kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian
obat parasetamol
|
-untuk
mengetahui keadaan pasien
-Agar
tercukupnya kebutuhan cairan pada klien.
-Agar
pasien dapat memasukkan cairan secara mandiri
-agar
mempercepat kesembuhan klien
|
|
rabu,26/12/12
07.00
07.30
08.00
09.00
09.30
|
II.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1x24 jam, ketidak efektifan jalan nafas (0410) dengan kriteria hasil :
-pernafasan (16-20 x/menit) (041004)
-pernafasan normal dengan kriteria tidak menggunakan
alat bantu nafas dan suara nafas (041005)
-kemampuan untuk mengeluarkan sekret dengan
batuk efektif (041012)
-penumpukan sekret dapat diatasi dengan
batuk efektif (041021)
-
-
|
Airway management (3140)
-pantau pernafasan dan status klien
-dorong klien untuk menggunakan nafas dalam
-Ajarkan klien bagaimana cara batuk efektif
-Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
obat pengencer dahak bila perlu dilakukan suction
|
-Untuk mengetahui keadaan pernafasan klien
- Agar klien dapat bernafas dengan lancar
-Agar
klien dapat mengeluarkan dahak
-Agar memperlancar pernafasan klien dan
mempercepat kesembuhan klien
|
|
5.
Implementasi
Hari/tgl
|
Jam
|
No.
Dx
|
Implementasi
|
Respon
|
TTD
|
Selasa, 24/12/12
Selasa, 24/12/12
Selasa, 24/12/12
Selasa, 24/12/12
|
11.00
12.00
13.00
14.00
|
I.
|
-Memonitor
TTV
-Memberikan
cairan dan nutrisi secukupnya kepada klien
-Mengajarkan
klien memasukkan cairan melalui oral
-berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian
obat penurun panas (parasetamol)
|
-DS: -.
-DO:
-
suhu=
360C
-
RR
= 19 x/menit
-
Ronkie
= (-)
-
HR
= 80 x/menit
DS:
- Klien mengatakan kondisinya sudah membaik
DO:
-
Klien
terlihat segar dari sebelumnya
DS:
-klien mengatakan sudah bisa memasukkan cairan
melalui oral secara mandiri
DO:
- Klien terlihat dapat memasukkan cairan
melalui oral dengan baik
DS:
-klien mengatakan kondisinya mulai membaik
dan demamnya turun
DO:
- Suhu tubuh klien normal 360C
|
|
rabu, 26/12/12
|
10.00
|
II
|
-
Memantau
pernafasan dan status oksigen
-
Mondorong
klien untuk menggunakan nafas dalam
-
Mengajarkan
klien bagaimana cara batuk efektif
-
Berkolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat pengencer dahak bila perlu dilakukan
suction
|
-DS: klien mengatakan sulit bernafas karena
adanya penumpukan sekret
DO: klien terlihat sesak dan adanya bunyi
ronkie
-DS: klien mengatakan dapat menggunakan
nafas dalam
DO: klien terlihat dapat menggunakan nafas
dalam dengan baik
-DS: klien mengatakn dapat menggunakn batuk
efektif
DO: klien terlihat dapat menggunakan batuk
efektif dengan baik
-DS: klien mengatakn dapat bernafas dengan
lega
DO: klien terlihat bernafas dengan baik dan
lancar.
|
|
6.
Evaluasi
Tgl/jam
|
No.
Dx
|
Evaluasi
|
TTD
|
Selasa, 24/12/12 2012
|
I.
|
S : Pasien mengatakan kondisinya mulai
membaik dan kebutuhan cairan sudah terpenuhi
O : pasien terlihat tenang dan segar dari
sebelumnya
TTV:
-Suhu
: 360C
-HR:
80x/menit
-RR :
19x/menit
A :
hipertermia teratasi keseluruhan
P :
hentikan intervensi
|
|
Rabu, 26/12/12
10.30
|
II.
|
S :
- klien mengatakan sulit bernafas karena
adanya penumpukan sekret
- klien mengatakan dapat menggunakan nafas
dalam
- klien mengatakn dapat batuk efektif
- klien mengatakn dapat bernafas dengan lega
tanpa hambatan
O :
- klien terlihat sesak dan adanya bunyi
ronkie
- klien dapat menggunakan nafas dalam
-klien terlihat dapat batuk efektif
-klien terlihat bernafas dengan baik dan
lancar
A : Airway management teratasi keseluruhan
P : Hentikan intervensi
|
|
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Flu Burung adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus influenza yang menyerang burung/unggas/ayam . Salah satu
tipe yang perlu diwaspadai adalah yang disebabkan oleh virus influenza dengan
kode genetik H5N1 (H=Haemagglutinin, N=Neuramidase) yang selain dapat menular
dari burung ke burung ternyata dapat pula menular dari burung ke manusia Flu burung bisa menulari manusia
bila manusia bersinggungan langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu
burung. Virus flu burung hidup di saluran pencernaan unggas. Unggas yang
terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian
mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh
manusia atau binatang lainnya. Menurut WHO, flu burung lebih mudah menular dari
unggas ke manusia dibanding dari manusia ke manusia. Belum ada bukti penyebaran
dari manusia ke manusia, dan juga belum terbukti penularan pada manusia lewat
daging yang dikonsumsi.
Saat ini, penyebab flu burung adalah
Highly Pothogenic Avian Influenza Viru, strain H5N1 (H=hemagglutinin; N=
neuraminidase). Hal ini terlihat dari basil studi yang ada menunjukkan bahwa
unggas yang sakit mengeluarkan virus Influenza A (H5N1) dengan jumlah besar
dalam kotorannya. Virus Inluenza A (H5N1) merupakan penyebab wabah flu burung
pada unggas. Secara umum, virus Flu Burung tidak menyerang manusia, namun
beberapa tipe tertentu dapat mengalami mutasi lebih ganas dan menyerang
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://dreamfile.wordpress.com/2012/03/09/flu-burung-gejala-cara-penularan-pencegahan-dan-pengobatannya/
·
http://individuasi.blogspot.com/2011/10/makalah-flu-burung-dbd.html
thanks
ReplyDelete