TUGAS MANAGEMEN KEPERAWATAN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN
PENILAIAN KERJA
Dosen : Riana Dewi
Di susun oleh : C/KP/VI
1. Ahmad
Kusdian (04.11.2876)
2. Fitri
Asriyatis Sa’adah (04.11.2886)
3. Genduk
Suprapti (04.11.2890)
4. Gusti Ayu
Desi Sagitari (04.11.2891)
5. I Kadek Sri
Sikawati Astuti (04.11.2893)
6. Siti
Rahmatul Husna (04.11.2918)
7. Putri
Romdani (04.11.3100)
8. Ramisah (04.11.2910)
9. Umi Maryati (04.11.2)
10. Veni Arizah (04.11.)
KONSENTRASI INSTALASI GAWAT DARURAT
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2014
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan ke
hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah Manajemen
Keperawatan dengan judul Sistem Informasi Manajemen dan Penilaian Kerja ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Penyusun menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu saran dan
kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat diharapkan.
Akhirnya melalui kesempatan ini,
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
makalah ini dapat terselesaikan. Penyusun mengharapkan semoga makalah ini
berguna bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 1 April 2014
Penyusun
Daftar isi
Kata
pengantar...........................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................................
1.3 Tujuan
Penulisan..................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN..........................................................................................
2.1 Apa definisi sistem informasi manajemen?..........................................................
2.2 Apa
kegunaan sistem informasi manajemen ?......................................................
2.3 Apa saja
kelebihan sistem informasi manajemen ?...............................................
2.4 Apa saja
kekurangan sistem informasi manajemen ?...........................................
2.5 Apa
definisi penilaian kerja ?...............................................................................
2.6 Apa
pengertian penilaian manajemen kerja ?.......................................................
2.7 Apa
syarat-syarat berkualitasnya penilaian kerja ?...............................................
2.8 Apa
unsur-unsur kunci dalam penilaian kerja ?....................................................
BAB III
PENUTUP..................................................................................................
KESIMPULAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Informasi dapat diibaratkan sebagai
darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam
sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan
perkembangannya,sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi
sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu
tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya,
sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang
pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan
pesaingnya.
Disamping itu, sistem informasi yang
dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik. Masalah utamanya adalah
bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang tidak bermanfaat.
Memahami konsep dasar informasi adalah sangat penting dalam mendesain sebuah
sistem informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan
langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan
dalam mendesain sistem baru.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi sistem informasi
manajemen ?
2. Apa kegunaan sistem informasi
manajemen ?
3. Apa saja kelebihan sistem
informasi manajemen ?
4. Apa saja kekurangan sistem
informasi manajemen ?
5. Apa definisi penilaian kerja ?
6. Apa pengertian penilaian
manajemen kerja ?
7. Apa syarat-syarat berkualitasnya
penilaian kerja ?
8. Apa unsur-unsur kunci dalam
penilaian kerja ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui definisi sistem informasi manajemen ?
2. Mengetahui kegunaan sistem informasi manajemen ?
3. Mengetahui apa saja kelebihan sistem informasi
manajemen ?
4. Mengetahui kekurangan dari sistem informasi
manajemen ?
5. Mengetahui definisi penilaian kerja ?
6. Mengetahui pengertian penilaian manajemen kerja ?
7. Mengetahui apa saja syarat-syarat berkualitasnya
penilaian kerja ?
8. Mengetahui unsur-unsur kunci dalam penilaian kerja
?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajeman
digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri
dari informasi, penjelasan transaksi,penjelasan status, dan sebagainya. Lapisan
berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi
manajemen sehari-hari. Lapisan ketiga terdiri dair sumber daya sistem informasi
untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian
manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung
perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.
Definisi sebuah sistem informasi
manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah sistem manusia/mesin
yang terpadu (intregeted ) untuk menyajikan informasi guna mendukung
fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Sistem ini menggunakan perangkat keras ( hardware ) dan perangkat lunak
(software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan
sebuah “data base”.
2.2
Kegunaan sistem informasi manajemen
Supaya informasi yang dihasilkan
oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus
mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan
mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan
tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas,
maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen adalah supaya
organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan
keputusanmanajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan
yang strategis.
Beberapa kegunaan/fungsi sistem
informasi antara lain adalah sebagaiberikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas data
yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa
mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan
keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis.
3.
Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
5. Menetapkan investasi
yang akan diarahkan pada sistem informasi.
6. Mengantisipasi dan
memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis darisistem informasi dan teknologi
baru.
7. Memperbaiki
produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaansistem.
8. Organisasi menggunakan
sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi biaya dan
menghasilkan pendapatan sebagai salahsatu produk atau pelayanan mereka.
9. Bank menggunakan
sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai laporan
rekening koran dan transaksi yang terjadi.
10. Perusahaan
menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat
paling rendah agar konsisten dengan jenis barangyang tersedia.
11. Sistem Informasi
Untuk Perencanaan Strategis Tujuan perencanaan strategisadalah untuk
mengembangkan strategi dimana suatu organisasi akanmampu mencapai tujuannya.
Aktifitas perencanaan strategis tidak harusterjadi dalam suatu siklus periode
seperti kegiatan pengendalianmanajemen. Kegiatan ini memang agak tidak teratur,
meskipun beberapaperencanaan strategis bisa dijadwalkan ke dalam perencanaan
tahunan dansiklus penganggaran. Dukungan sistem informasi untuk perencanaan
strategis tidak bisa selengkap seperti bagi pengendalian manajemen
danpengendalian operasional. Namun demikian sistem informasi manajemendapat
memberi bantuan yang cukup pada proses perencanaan strategis,misalnya:
a. Evaluasi
kemampuan yang ada didasarkan atas data internal yangditimbulkan kebutuhan pengolahan operasional.
b. Proyeksi kemampuan mendatang dapat dikembangkan
oleh data masalampau dan diproyeksikan ke masa mendatang.
c. Data pasar dan persaingan yang mungkin bisa
direkam dalam databasekomputer.
12. Sistem Informasi
Manajemen Berdasarkan Fungsi OrganisasiSistem informasi manajemen dapat
dianggap sebagai suatu federasisubsistem
yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatuorganisasi.
Masing-masing subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi untukmembentuk semua
proses informasi yang berhubungan dengan fungsinya,walaupun akan menyangkut
database, model base dan beberapa programkomputer
yang biasa untuk setiap subsistem fungsional. Dalam masing-masing subsistem
fungsional, terdapat aplikasi untuk proses transaksi,pengendalian operasional,
pengendalian manajemen, dan perencanaanstrategis.
2.3.
Kelebihan sistem informasi manajemen
1. Meningkatkan efisiensi operasionalInvestasi di
dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasiperusahaan menjadi lebih
efisien. Efisiensi operasional membuatperusahaan dapat menjalankan strategi
keunggulan biaya (low-costleadership). Dengan menanamkan investasi pada
teknologi sisteminformasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk
memasukiindustri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan
besarnyainvestasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk
memasukipersaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh
adalahmengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangunhubungan
baru yang lebih bernilai dengan mereka.
2. Memperkenalkan inovasi dalam bisnis
Penggunaan ATM (automated teller machine) dalam perbankan merupakancontoh yang
baik dari inovasi teknologi sistem informasi. Dengan adanyaATM, bank-bank besar
dapat memperoleh keuntungan strategis melebihipesaing mereka yang berlangsung
beberapa tahun. Penekanan utamadalam sistem informasi strategis adalah
membangun biaya pertukaran(switching costs) ke dalam hubungan antara perusahaan
dengan konsumenatau pemasoknya. Sebuah contoh yang bagus dari hal ini adalah
sistemreservasi penerbangan terkomputerisasi yang ditawarkan kepada
agenperjalanan oleh perusahaan penerbangan besar. Bila sebuah agenperjalanan
telah menjalankan sistem reservasi terkomputerisasi tersebut,maka mereka akan
segan utnuk menggunakan sistem reservasi daripenerbangan lain.
3. Membangun sumber-sumber informasi
strategis. Teknologi sistem informasi memampukan perusahaan untuk
membangunsumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan
dalamkeuntungan strategis. Hal ini berarti memperoleh perangkat keras
danperangkat lunak, mengembangkan jaringan telekomunikasi, menyewaspesialis
sistem informasi, dan melatih end users.
2.4.
Kekurangan sistem informasi manajemen
Dapat memberikan dampak bagi lingkungan sosial seperti
pengurangantenaga kerja, sehingga dapat menambah angka pengangguran. Selain
itudengan adanya SIM tersebut membuat ketergantungan manusia terhadapSIM
tersebut,, sehimgga mengesampingkan rasionalitas manusia itusendiri.
2.5 Pengertian Penilaian Kinerja
Bekerja merupakan kegiatan manusia untuk mengubah keadaan tertentu dari
suatu alam lingkungan. Perubahan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
mempertahankan hidup, dan memelihara hidup yang pada dasarnya untuk memenuhi
tujuan hidup. Tujuan hidup melalui bekerja meliputi tujuan yang khusus dan
pengelompokan kerja yang menimbulkan rasa berprestasi (sense of an
accomplishment) dalam diri individu pekerja tersebut. Pada dasarnya
kebutuhan hidup manusia tersebut tidak hanya berupa material, tetapi juga
bersifat nonmaterial. Di dalam proses mencapai kebutuhan yang diinginkan, tiap
individu cenderung akan dihadapkan pada hal-hal baru yang mungkin tidak diduga
sebelumnya sehingga melalui bekerja dan pertumbuhan pengalaman, seseorang akan
memperoleh kemajuan dalam hidupnya. Dalam proses bekerja itulah, seseorang
dapat dilihat kinerjanya.
Sementara itu, kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang
secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan. Jika dilihat dari asal katanya, kata
kinerja adalah terjemahan dari kataperformance, yang menurut The Scribner – Bantam English Dictionary, terbitan Amerika Serikat dan Canada (1979),
berasal dari akar kata “to perform” dengan beberapa “entries”yaitu : (1)
melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute); (2)
memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar (to discharge of fulfill; as vow); (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung
jawab (to execute or complete an
understanding); dan (4) melakukan sesuatu
yang diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is expected of a person machine). Beberapa pengertian berikut ini akan memperkaya
wawasan kita tentang kinerja.
1.
Kinerja merupakan
seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta
pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch and Keeps: 1992).
2.
Kinerja merupakan salah
satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin: 1987)
3.
Kinerja dipengaruhi oleh
tujuan (Mondy and Premeaux: 1993).
4.
Kinerja merupakan suatu
fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan,
seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu.
Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan
sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan
bagaimana
5.
Kinerja merujuk kepada
pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang diberikan (Casio:1992)
6.
Kinerja merujuk kepada
tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan
yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donnelly, Gibson and Ivancevich:
1994).
7.
Pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan merupakan salah satu tolok ukur kinerja individu. Ada tiga
kriteria dalam melakukan penilaian kinerja individu, yakni: (a) tugas individu;
(b) perilaku individu; dan (c) Ciri Individu (Robbin 1996).
8.
Kinerja sebagai kualitas
dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu,
kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn, Hunt and Osborn: 1991).
9.
Kinerja sebagai fungsi
interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi ataumotivation (M) dan kesempatan atau Opportunity (O), yaitu kinerja = f (A x M x O). Artinya: kinerja merupakan fungsi dari
kemampuan, motivasi, dan kesempatan (Robbins:1996). Dengan demikian, kinerja
ditentukan oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi dan kesempatan. Kesempatan
kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang tinggi yang sebagian merupakan
fungsi dari tiadanya rintangan-rintangan yang mengendalakan karyawan itu.
Meskipun seorang individu mungkin bersedia dan mampu, bisa saja ada rintangan
yang menjadi penghambat.
Dengan demikian, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang
untuk melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung
jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun) dimana salah satu
entrinya adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done), pengertianperformance
atau kinerja adalah hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya
pencapaian tujuan perusaan secara legal, tidak melanggar hukum, dan tidak
bertentangan dengan moral atau etika.
Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi
berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh
keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu. Kinerja pada dasarnya
ditentukan oleh tiga hal, yaitu :
ü Kemampuan
ü Keinginan
ü lingkungan.
Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang
baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta
mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang baik
tidak akan tercapai. Kinerja individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan
kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya. Kepuasan
tersebut berhubungan dengan faktor-faktor individu, yakni:
ü kepribadian
ü status dan senioritas
ü kecocokan dengan minat
ü kepuasan individu dalam hidupnya.
Dari berbagai definisi yang dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pada
hakikatnya kinerja merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang
ditetapkan untuk pekerjaan itu.
Dari pandangan tersebut kinerja mempunyai empat aspek, yaitu :
ü kemampuan
ü penerimaan tujuan perusahaan
ü tingkatan tujuan yang dicapai
ü interaksi antara tujuan dan kemampuan para karyawan dalam perusahaan,
dimana masing-masing elemen tersebut berpengaruh terhadap kinerja seseorang.
Oleh karena itu, dalam rangka peningkatan kinerja seorang karyawan, pengetahuan
bidang tugas pekerja yang bersangkutan sangat penting.
Penilaian kinerja merupakan kajian sistematis tentang kondisi kerja
karyawan yang dilaksanakan secara formal yang dikaitkan dengan standar kerja
yang telah ditentukan perusahaan. Analisis kinerja perlu dilakukan secara
terus-menerus melalui proses komunikasi antara karyawan dengan pimpinan. Untuk
itu, ada tiga kriteria dalam melakukan penilaian kinerja karyawan, yaitu :
1.
tugas karyawan
2.
perilaku karyawan
3.
ciri-ciri karyawan.
Suatu perusahaan tidak bisa hanya sekedar
mempunyai sistem penilaian saja, sistem harus efektif, diterima dan pantas
digunakan. Dengan terpenuhinya kondisi-kondisi itu, sistemperformance evaluation dapat mengidentifikasi peningkatan yang diperlukan pada SDM
yang berhubungan dengan analisis dan penempatan, pelatihan dan pengembangan,
perencanaan karier, dan lain-lain. Disamping itu, performance evaluation sangat penting untuk memfokuskan
karyawan terhadap tujuan strategis dan untuk penempatan, untuk penggantian
perencanaan dan tujuan untuk pelatihan dan pengembangan. Akhirnya dapat
disimpulkan bahwa evaluasi kinerja atau performance evaluation merupakan :
1.
Alat yang paling baik
untuk menentukan apakah karyawan telah memberikan hasil kerja yang memadai dan
melaksanakan aktivitas kinerja sesuai dengan standar kinerja;
2.
Satu cara
untuk penilaian kinerja dengan melakukan penilaian mengenai kekuatan dan
kelemahan karyawan
3.
Alat yang baik untuk
menganalisis kinerja karyawan dan membuat rekomendasi perbaikan.
Tujuan dan Manfaat
Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja menurut Werther dan Davis (1996:342) mempunyai
beberapa tujuan dan manfaat bagi organisasi dan pegawai yang dinilai, yaitu:
1.
Performance Improvement. Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer untuk mengambil tindakan yang
berhubungan dengan peningkatan kinerja.
2.
Compensation adjustment. Membantu para pengambil keputusan untuk menentukan siapa saja yang
berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
3.
Placement decision. Menentukan promosi, transfer, dan
demotion.
4.
Training and development needs mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi pegawai agar
kinerja mereka lebih optimal.
5.
Carrer planning and development. Memandu untuk menentukan jenis karir dan potensi karir yang dapat
dicapai.
6.
Staffing process deficiencies. Mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai.
7.
Informational inaccuracies and job-design errors. Membantu menjelaskan apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen
sumber daya manusia terutama di bidang informasi job-analysis, job-design, dan sistem
informasi manajemen sumber daya manusia.
8.
Equal employment opportunity. Menunjukkan bahwa placement
decision tidak diskriminatif.
9.
External challenges. Kadang-kadang kinerja pegawai
dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi,
kesehatan, dan lain-lainnya. Biasanya faktor ini tidak terlalu kelihatan, namun
dengan melakukan penilaian kinerja, faktor-faktor eksternal ini akan kelihatan
sehingga membantu departemen sumber daya manusia untuk memberikan bantuan bagi
peningkatan kinerja pegawai.
10.
Feedback. Memberikan umpan balik bagi urusan kepegawaian maupun bagi pegawai itu
sendiri.
Berdasarkan kesepuluh tujuan di atas,
pihak manajemen Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya seperti yang
diutarakan oleh Direktur Utama pada saat presentasi laporan magang mahasiswa
Magister Profesi Psikologi Universitas Airlangga bulan Agustus 2004 mengarahkan
tujuan penilaian kinerjanya untuk:
1.
Memberikan feedback bagi pegawai dan urusan kepegawaian
2.
Dipergunakan sebagai
pertimbangan penentuan sistemreward (namun pada kenyataannya berdasarkan hasil penilaian kinerja periode
Desember 2004, justru penilaian kinerja sebagai pertimbangan penentuan punishment bagi pegawai yang kinerjanya kurang baik)
3.
Dipergunakan sebagai
pertimbangan promosi dan rotasi pegawai
4.
Dipergunakan sebagai
sumber informasi tentang kebutuhan pelatihan dan pengembangan pegawai.
2.6 Kriteria Manajemen
Penilaian Kinerja
Kriteria penilaian kinerja dapat dilihat
melalui beberapa dimensi, yaitu kegunaan fungsional(functional utility),
keabsahan(validity), empiris (empirical
base), sensitivitas (sensitivity), pengembangan
sistematis(systematic development), dan kelayakan hukum (legal appropriateness).
ü
Kegunaan fungsional
bersifat krusial, karena hasil penilaian kinerja dapat digunakan untuk
melakukan seleksi, kompensasi, dan pengembangan pegawai, maka hasil penilaian
kinerja harus valid, adil, dan berguna sehingga dapat diterima oleh pengambil
keputusan.
ü
Valid atau mengukur apa
yang sebenarnya hendak diukur dari penilaian kinerja tersebut.
ü
Bersifat empiris, bukan
berdasarkan perasaan semata.
ü
Sensitivitas kriteria.
Kriteria itu menunjukkan hasil yang relevan saja, yaitu kinerja, bukan hal-hal
lainnya yang tidak berhubungan dengan kinerja.
ü
Sistematika kriteria. Hal
ini tergantung dari kebutuhan organisasi dan lingkungan organisasi. Kriteria
yang sistematis tidak selalu baik. Organisasi yang berada pada lingkungan yang
cepat berubah mungkin justru lebih baik menggunakan kriteria yang kurang
sistematis untuk cepat menyesuaikan diri dan begitu juga sebaliknya.
ü
Kelayakan hukum yaitu
kriteria itu harus sesuai dengan hukum yang berlaku.
Dimensi-dimensi ini digunakan dalam penentuan jenis-jenis kriteria
penilaian kinerja. Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah people-based criteria, product-based criteria,
behaviour-based criteria.
1.
People-based criteria
dibuat berdasarkan dimensi kegunaan
fungsional sehingga banyak digunakan untuk selection dan penentuan kompensasi. Kriteria ini dibuat berdasarkan
penilaian terhadap kemampuan pribadi, seperti pengalaman, kemampuan
intelektual, dan keterampilan.
2.
Product-based criteria
biasanya dianggap lebih baik daripada people -based criteria. Kriteria ini didasarkan atas tujuan atau jenis
output yang ingin dicapai.
3.
Behaviour-based
criteria
mempunyai banyak aspek, bisa dari
segi hukum, etika, normatif, atau teknis. Kriteria ini dibuat berdasarkan
perilaku-perilaku yang diharapkan sesuai dengan aspek-aspek tersebut.
2.7 Syarat-syarat
Berkualitasnya Penilaian Kinerja
1.
Input (potensi)
Agar penilaian kinerja tidak bias dan dapat mencapai sasaran sesuai
dengan yang dikehendaki oleh perusahaan, maka perlu ditetapkan, disepakati, dan
diketahui faktor-faktor yang akan dinilai/dievaluasi sebelumnya sehingga setiap
karyawan yang ada dalam perusahaan telah mengetahui dengan pasti faktor-faktor
apa yang dinilai. Dengan demikian, akan tercipta ketenangan kerja. Perlu ada
kejelasan ruang lingkup pengukuran, seperti berikut ini.
a.
Who ?
Pertanyaan ini mencakup hal-hal berikut ini.
ü Siapa yang harus dinilai ?
ü Siapa yang harus menilai ?
b.
What ?
Apa yang harus dinilai ? pertanyaan ini mencakup hal-hal berikut ini.
ü Objek atau materi yang dinilai.
ü Dimensi waktu.
c.
Why ?
Mengapa penilaian kinerja itu harus dilakukan ?
Hal ini digunakan untuk :
ü Memelihara potensi kerja;
ü Menentukan kebutuhan pelatihan;
ü Dasar untuk pengembangan karir;
ü Dasar untuk promosi jabatan.
d.
When ?
Waktu pelaksanaan penilaian kinerja dapat dilakukan secara formal dan
informal
e. Where ?
Penilaian kinerja dapat dilakukan pada dua tempat, berikut ini.
ü Di tempat kerja (on the job
evaluation)
ü Di luar tempat kerja (off the job evaluation)
f.
How ?
Bagaimana penilaian dilakukan, yaitu dengan menggunakan metode
tradisional atau metode modern.
2.
Proses (pelaksanaan)
Dalam fase pelaksanaan, proses konsultasi dengan sebanyak mungkin
individu dan kelompok harus dilakukan, untuk menjamin seluruh aspek dari sistem
penilaian kinerja dapat dihubungkan secara menyeluruh dari pokok-pokok yang
berhubungan dengan praktik sehingga dapat berjalan dengan baik. Proses tersebut
dapat dilakukan melalui sarana-sarana berikut ini.
a.
Briefing (penjelasan singkat)
b.
Pelatihan
c.
Output (hasil)
1.
Pendefinisian misi,
penetapan tujuan dan sasaran perusahaan. Pendefinisian misi bertujuan :
2.
Meyakinkan adanya satu
kesatuan tujuan di dalam perusahaan;
3.
Menyediakan dasar untuk
memotivasi penggunaan sumber daya perusahaan;
4.
Mengembangkan suatu
dasar, atau standar dalam rangka mengalokasikan sumber daya perusahaan;
5.
Melaksanakan
suatu irama yang umum atau iklim perusahaan yang umum.
6.
Menyediakan
dasar identifikasi tujuan dan arah perusahaan;
7.
Mengakomodasi proses penerapan tujuan dan sasaran
ke dalam struktur kerja yang terlibat serta penugasan pihak-pihak yang
bertanggung jawab di dalam perusahaan
8.
Menetapkan tujuan-tujuan
perusahaan secara khusus.
Perencanaan strategis merupakan proses berkesinambungan suatu
pengambilan keputusan yang mengandung risiko. Perencanaan strategis membantu
pengambilan keputusan untuk memilih secara rasional di antara berbagai
kemungkinan, sumber daya yang harus dialokasikan, sejalan dengan tujuan dan
sasaran, serta hasil yang diharapkan dari perusahaan yang bersangkutan.
Perencanaan strategis mencakup :
ü Analisis lingkungan untuk menentukan kendala dan kesempatan yang
spesifik;
ü Penilaian untuk menentukan kemampuan dan sumber daya utama yang dapat
digunakan untuk mengembangkan strategi yang kompetitif dengan situasi yang ada;
ü Integrasi kemampuan dan sumber daya yang khusus dengan kesempatan
tertentu dalam lingkungan perusahaan;
ü Penetapan tujuan dan sasaran perusahaan;
ü Penciptaan beberapa kebijakan, rencana, program, dan tugas pokok
perusahaan dan masing-masing departemen untuk menyukseskan tujuan dan sasaran
yang telah ditetapkan.
Indikator kinerja merupakan sesuatu
yang akan dihitung dan diukur. Untuk perusahaan yang baru pertama kali
melakukan pengukuran kinerja dapat mengikuti langkah-langkah berikut :
ü Meneliti tugas pokok dan fungsi perusahaan
ü Meneliti tujuan kebijakan dan program-program yang ada pada perusahaan;
ü Meneliti sasaran program, sasaran pelaksanaan tugas dan target-target
yang ditetapkan oleh kantor pusat (bagi kantor cabang atau kantor wilayah);
ü Membuat daftar, indicator
outcome;
ü Memilih indikator-indikator yang diinginkan.
ü Pengukuran kinerja dan penilaian hasil pengukuran
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam
mengukur kinerja adalah sebagai berikut.
1.
Penetapan indikator
kinerja, dengan memerhatikan :
a.
Karakteristik indikator
kinerja yang baik
b.
Pertimbangan utama
penetapannya bahwa indikator kinerja harus :
c.
Menggambarkan hasil atau
pencapaian hasil
d.
Merupakan indikator di
dalam wewenangnya (uncontrollable);
e.
Mempunyai dampak negatif
yang rendah;
f.
Digunakan untuk
menghilangkan insentif yang sudah ada;
g.
Ada pengganti atau
manfaat yang lebih besar jika menghilangkan insentif.
2.
Cara pengukuran kinerja
3.
Penilaian kinerja
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sistem informasi manajemen dan
sistem pendukung keputusanadalah aspek desain informatika organisasional yang
memberikan pengaruh besar dalam berlangsungnya kegiatan dalam suatu organisasi
/perusahaan. Keduanya memang memiliki kelebihan dan kekurangan. Tetapi
jika kedua hal tersebut diterapkan dengan baik dalam membangunsuatu organisasi
, maka orgnisasi tersebut kemungkinan besar berjalanlancar dan memberika
efisiensi kepada pengelola.
Penilaian kinerja merupakan proses
yang dilakukan perusahaan dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang. Dalam
dunia kompetitif yang mengglobal, perusahaan-perusahaan membutuhkan kinerja
tinggi. Pada waktu yang sama, para karyawan membutuhkan umpan balik tentang
kinerja mereka sebagai petunjuk untuk mempersiapkan perilaku masa depan. Penilaian seharusnya menciptakan gambaran
akurat dari kinerja perorangan. Penilaian tidak dilakukan hanya untuk
mengetahui kinerja buruk. Hasil-hasil yang baik dan dapat diterima harus
diidentifikasi sehingga dapat dipakai sebagai dasar penilaian hasil lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
- sistem pendukung keputusan - Universitas Sumatra Utara
2.
Mangkuprawira, Sjafri.,
2009. Horison Bisnis, Manajemen dan Sumber Daya Manusia. PT. Gramedia. Jakarta.
3.
Mangkuprawira, Sjafri.,
2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik.
4.
Ghalia
Indonesia. Jakarta.
5.
Rivai, Veithzal, dkk.,
2008. PERFORMANCE APPRAISAL : Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan
dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
6.
Wirawan, 2009. Evaluasi
Kinerja Sumber Daya Manusia. Salemba Empat. Jakarta